Mengubah gaya hidup memang tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi hal ini tak menyurutkan Fira Julianda dan kawan-kawan untuk menciptakan sebuah perubahan. Sebuah komunitas bernama Good Life Society yang memiliki misi untuk menciptakan lingkungan sehat pun didirikan.
Didirikan resmi pada 4 Mei 2012 silam, awalnya komunitas ini dibentuk dari kebiasaan Fira –begitu ia biasa dipanggil- dan kelima temannya yang suka berkumpul dan berbincang bersama. Kelimanya punya kebiasaan positif yang sama dan kepedulian yang sama dengan pola hidup sehat.
“Kami sama-sama nggak merokok, nggak pakai narkoba, nggak suka merusak lingkungan, nggak suka minum minuman keras, nggak melakukan seks di luar menikah, juga nggak pernah melakukan kekerasan. Dari situ kami mulai cari fakta seputar keenam hal itu dan kemudian berdirilah komunitas ini,” ujarnya seraya mengingat-ingat.
Hingga sekarang, komunitas yang sudah berhasil menggaet 200 anggota aktif ini rutin adakan kegiatan tiap pekan dan bulannya, seperti bersih-bersih sampah, hingga roadshow ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi dan kampanye hidup sehat. Komunitas ini memiliki enam pilar yang digunakan sebagai pedoman anggota dalam menjalani gaya hidup sehat, yaitu tak merokok, tak melakukan kekerasan, tak menggunakan narkoba, tak melakukan seks luar nikah, tak membuang sampah sembarangan, dan tak minum-minuman keras.
Tantangan dari Orang Terdekat
Fira dan teman-teman sadar betul bahwa mengubah kebiasaan buruk dan pola pikir masyarakat adalah sebuah tantangan yang berat, tapi ia dan sudah berkomitmen dan optimis dari awal untuk terus membawa pengaruh baik bagi anak-anak muda disekitarnya. Bahkan dikatakan Fira, tantangan terbesar yang ia hadapi hingga sekarang ini datangnya dari orang terdekatnya, yaitu sang ayah yang merupakan seorang perokok.
“Menasihati orang lain itu lebih gampang ketimbang orang terdekat. Jujur, susah bilangin Ayah untuk berhenti merokok dan sampai sekarang ia masih merokok, tapi untungnya sudah mulai berkurang,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Tantangan lainnya yang ia hadapi ialah dalam hal mengontrol diri untuk tidak membuang sampah sembarangan dan konsisten menjalani pola hidup yang baik. “Mau tidak mau saya harus jadi role model untuk orang-orang di sekitar dan anggota komunitas ini,” ujar Fira.
Tapi sekali lagi ia menekankan bahwa dirinya optimis gerakan kecil orang per orang ini lambat laun pengaruhnya akan segera meluas seperti efek domino. Fira menegaskan, “Syaratnya satu, jika komunitas ini konsisten mengadakan kegiatan untuk menyuarakan 6 pilar pedoman dalam menjalani hidup kepada anak muda.”
Dampak bagi Kehidupan dan Pekerjaan
Hingga sekarang, Financial Consultant di sebuah perusahaan asuransi swasta ini masih aktif mondar-mandir mengadakan kegiatan kampanye gaya hidup sehat dan roadshow ke sekolah-sekolah dasar di Jakarta. Ia mengaku tak mengalami kesulitan berarti dalam membagi waktunya dengan pekerjaan. Bahkan kegiatan dan kampanye yang dilakukan ini justru membawa pengaruh positif pada pekerjaannya sebagai konsultan keuangan asuransi syariah.
“Saya sering menyelipkan pesan soal pola hidup sehat ketika berbicara pada klien. Ini kan asuransi syariah, uangnya toh nggak akan lari ke unit usaha seperti rokok kan? Nah, dari situ saya kadang ‘menyentil’ mereka seputar bahaya rokok,” tukasnya panjang lebar.
Ketika ditanya soal mimpi dan keinginannya untuk Good Life Society dan masyarakat Indonesia, perempuan berdarah Padang-Betawi ini mengatakan bahwa ia ingin mengajak pemerintah turut serta menyuarakan pola hidup yang baik kepada masyarakat. Pasalnya pemerintah punya power yang cukup besar untuk memengaruhi masyarakat lewat kebijakan-kebijakan yang dibuat.
“Orang Indonesia kan sifatnya serba ikut-ikutan. Ada tren baru, pasti heboh dan langsung diikuti. Apalagi arus informasi dan globalisasi itu kencang sekali pengaruhnya, dari situ gaya hidup masyarakat terpengaruh, salah satunya yang buruk. Kalau pemerintah turun tangan dengan menetapkan kebijakan yang dapat mencegah, saya rasa masyarakat akan ikuti kok,” tukasnya.
Akibat arus informasi yang tak terbendung, pengaruh pola hidup yang buruk pun dengan mudahnya menggerogoti generasi muda Indonesia. Tak menyerah begitu saja, Fira pun berujar, “Tapi segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Karena gaya hidup generasi muda yang memprihatinkan, saat ini justru muncul beragam gerakan yang positif. Semoga pengaruh gaya hidup sehat yang saya dan teman-teman bagikan ini nantinya bisa menyebar luas, dari satu orang ke orang lainnya. Tak hanya di kota-kota besar saja, tetapi seluruh daerah di Indonesia.”
Penulis: Theodora Stefani
Foto: Dokumentasi Pribadi Fira Julianda