Komunitas Peduli Anak (KOPA); Rumah Singgah Untuk Anak-Anak Jalanan

Anak merupakan anugerah Tuhan terbesar yang patut kita syukuri. Anak jalanan atau sering disingkat “anjal” adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan. Misalnya Pengamen, Pengemis, Anak Punk, dan lainnya. Khususnya di Kota Medan terdapat begitu banyak anak jalanan yang patut diperlakukan secara layak. Tak hanya diperlakukan secara layak, namun mereka juga membutuhkan rumah singgah yang bisa mengajarkan mereka mengenai pendidikan, etika maupun mental.

Komunitas Peduli Anak (KOPA) yang berlokasi di Jalan Syahbandar No.23 Kelurahan Aur Kecamatan Medan Maimoon merupakan salah satu sarana pelayanan dan pembinaan anak di Kota Medan. KOPA juga dijadikan sebagai rumah singgah untuk anak-anak, khususnya anak jalanan.

Seperti yang diharapkan semua anak, mereka menginginkan rumah yang bisa bermain sambil belajar, dan KOPA menyediakannya. Selain itu KOPA yang dididirikan dan dipimpin oleh Syafri Tanjung, Ajisman, Rinaldi, M.Yasmi dan Zulfahmi tidak hanya memberikan edukasi pendidikan melainkan juga edukasi agama dan pemahaman serta pengarahan mengenai mental anak jalanan agar tetap stabil.
Hebatnya lagi tidak hanya edukasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, KOPA juga memberikan edukasi kerajinan seperti menyablon, menjahit, serta berkreativitas sendiri. KOPA berharap jika suatu saat rumah singgah tersebut tidak lagi menjadi pelabuhan anak jalanan namun mereka dapat membuat kerajianan sendiri dan berdagang dengan hasil kerajinan mereka. Dan dengan begitu secara otomatis angka anak jalanan akan menurun. Terbukti, mereka yang kita anggap pencari perhatian, pedagang justru telah membuat prestasi sendiri. Anak jalanan hasil didikan KOPA mampu mengikuti tournament sepak bola jalanan di Brazil pada tahun 2014.
KOPA telah berdiri 10 tahun. Namun masih saja ada yang kurang dalam pengurusan KOPA. Kurangnya tenaga sosial dan sulit mengatur waktu belajar mengajar menjadi salah satu faktor kendala. Kendala tersebut tak menyurutkan semangat pembina KOPA dalam mengembangkan rumah singgah tersebut. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) yang berlokasi sama dengan KOPA menjadi salah satu bukti perkembangan KOPA. PAUD yang memberikan edukasi pada pagi hari juga menajadi salah satu tolak ukur KOPA sendiri.
Rumah singgah KOPA tak hanya menaungi anak jalanan tetapi juga anak bermasalah. Dalam konteks ini anak bermasalah adalah anak yang tidak memiliki orang tua dan  memiliki keterbelakangan mental dalam hal kasih sayang. KOPA menjadi jembatan anak jalanan serta anak bermasalah untuk tetap mengarah kepada anak yang memiliki etika dan sopan santun yang tinggi. Mayoritas siswa KOPA mulai dari anak paud sampai Sekolah Menengah Atas. Anak jalanan direkrut dari anak-anak kampong aur, jalan mahkamah, kalianda dan anak-anak jalanan lainnya.
Tidak sedikit mahasiswa yang magang di rumah singgah KOPA. Terkadang mereka juga menjadi relawan untuk mengajarkan edukasi pendidikan untuk anak-anak di KOPA. Tidak sedikit juga mereka memberikan sumbangsi untuk kepentingan KOPA sendiri.
“Saya berharap agar pemerintah bisa memperhatikan dan orang tua lebih peduli dengan anak karena saat ini anak berhadapan dengan lingkungan yang buruk dan saya sangat berharap semua kalangan menciptakan lingkungan ramah anak,” ucap pak Shafri atau biasa dipanggil Pak Icap yang merupakan salah satu pendiri dan pengurus Komunitas Peduli Anak (KOPA).
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *