Tiga hari selepas Hari Raya Idul Fitri 1437 H, hari Sabtu (9/7/2016) Komunitas Kajian Islam Adelaide (KIA) bersama-sama dengan Australian Indonesia Association of South Australia (AIA SA), dan Indonesia Diaspora Network South Australia (Diaspora SA) menyelenggarakan acara Halal Bihalal yang diberi tajuk“Ketupat Lebaran”.
Acara yang diselenggarakan di Active Elders Association Hall – Ascot Park dilaksanakan dalam nuansa harmoni, toleransi dan kerukunan antar pemeluk agama antara di antara sesama masyarakat Indonesia yang ada di Adelaide.
Tidak kurang dari 350 orang yang hadir mewakili 32 kelompok, paguyuban, dan organisasi masyarakat Indonesia yang diundang pada acara tersebut.
Menariknya acara ini mendapat sambutan yang tinggi dari kalangan komunitas non muslim di Adelaide. Berbagai kelompok komunitas baik dari penganut kristen, katolik, hindu maupun kepercayaan lain tampak hadir dalam perayaaan halal bihalal tersebut.
Dalam sambutannya, Presiden AIA SA Tji Srikandi Goodhart mengatakan bahwa semangat halal bihalal yg melibatkan seluruh komunitas dari berbagai latar belakang bagaikan oasis bagi upaya mewujudkan harmony kehidupan beragama yang toleran, saling menghoramati di antara masyarakat Indonesia di Adelaide.
Menurutnya acara halal bihalal yang dikemas dengan melibatkan berbagai kelompok lintas agama dan lintas latarbelakang ini adalah yang pertama kali di Adeliade. Ia juga berharap acara yang merupakan wujud semangat Bhinneka Tunggal Ika yang ingin dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di Adelaide.
Selanjutnya, Mochamad Mustafa – ketua penyelenggara Ketupat Lebaran yang juga mahasiswa Phd University of Adelaide ini menambahkan bahwa momen Halal Bihalal ini hendaknya dimaknai dengan semangat saling memaafkan, dan menyatukan seluruh elemen bangsa yang ada di Adelaide dengan mempererat persaudaraan antar sesama tanpa memandang latar belakang baik agama, sukubangsa, maupun budaya.
“Keragaman dan perbedaan adalah rahmat yang harus dirayakan dan dijadikan modal untuk membangun, menjaga, dan memperkuat persatuan bangsa Indonesia” pesannya.
Layaknya acara halal bihalal, selain acara maaf-maaf kegiatan ini juga menyuguhkan berbagai makanan khas Lebaran ala Idonesia seperti ketupat, opor ayam, dan rendangsebagaimana lazimnya tradisi Halal Bihalal di Indonesia. Selain itu beberapa penampilan seni juga ditampilkan untuk menyemarakkan susana.
Pengisi acara juga tidak didominasi oleh penampilan dari masyarakat muslim. Band utama pengisisi acara misalnya selain kelompok rebana dari Kajian Islam Adeliade ada juga band Persatuan Batak South Australia dan Perwakilan dari Komunitas Kawanua yang mememeriahkan acara tersebut dengan lagu-lagu daerah, lagu pop Indonesia dan juga lagu-lagu dangdut.
Jackwin Simbolon – mahasiswa Phd Flinders University yang juga koordinator Indonesian Fellowship Trinity Lutheran Church dan anggota Persatuan Batak South Australia (Perbasa) mengaku sangat senang mengikuti acara ini karena bisa berkenalan, dan bertemu dengan teman-teman dari komunitas lain.
Menurutnya halal bihalal ini bisa menjadi awal bagi berbagai kelompok masyarakat yang ada di Adelaide untuk bisa menghilangkan sekat-sekat perbedaan agama dan suku. Ia juga menambahkan bahwa acara seperti ini perlu dilaksanakan setiap tahun untuk memelihara persatuan antar sesama anak bangsa.
Dari perwakilan komunitas Islam, saya berhasil mewawancarai Tufel Musyadad – Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia & New Zealand yang hadir di acara tersebut.
Dirinya mengungkapkan rasa syukurnya bahwa dirinya bisa mengenal dan berkumpul bersama-sama seluruh komunitas yang berbeda. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang untuk bersatu.
Sementara itu Berry Devanda – ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah Adelaide juga mengutarakan hal yang senada. Menurutnya acaraHalal Bihalal ini memberi pesan yang kuat bahwa keberagaman tidak menghalangi kita untuk tetap membangun silaturahmi.
Kesan yang sama juga didapat dari Ridlo Suryono – Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia South Australia (PPIA SA). Ia merasakan halal bihalal kali ini sangat sangat spesial karena dikemas menjadi ajang membangun toleransi dan persaudaraan antara berbagai komunitas dimana mereka semua bisa berkumpul bersama-sama dalam suasana penuh kerukunan.
Selain dihadiri oleh komunitas Indonesia, Acara Halal Bihalal Ketupat Lebaran ini juga dihadiri oleh banyak warga Australia. Dalam kesempatan ramah tamah, penulis sempat berbincang dengan salah seorang warga Australia yang ternyata berasal dari Murray Bridge – suatu kota yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Adelaide.
Menurutnya, dirinya memang sengaja menyempatkan diri untuk datang dan bersilaturahmi ke acara ini. Brett Caliss, salah seorang warga negara Australia lainnya yang sempat diwawancarai dalam acara tersebut juga menyampaikan kekagumannya atas acara hala bihalal yang menurutnya mampu menunjukkan inklusivitas dan kebaikan dari seluruh komunitas yang hadir.
Dalam bahasa Inggris ia mengatakan: “….it was amazing event that showed the Indonesian community of Adelaide at its best. Not only was it joyful and happy event that displayed the inclusiveness and kindness of all Indonesian groups and communities that live in Adelaide, but also demonstrated the overwhelming acceptance and welcoming nature of the the Indonesian Islamic community in Adelaide. Well done to KIA, AIA SA and Diaspora SA for a hugely successful and fun day”.
(Kegiatan yang bagus yang menunjukkan komunitas Indonesia di Adelaide melakukan kegiatan terbaiknya. Tidak saja ini peristiwa yang menyenangkan, yang menunjukkan kebersamaan dan kebaikan seluruh kelompok dan komunitas Indonesia yang tinggal di Adelaide, namun juga menunjukkan penerimaan yang baik dan sambutan yang diberikan oleh masyakarat Islam Indonesia di Adelaide.)
Sebagai penutup wawancara, Arioma Bachtiar – ketua KIA yang merupakan salah satu organisasi penggagas acara Halal Bihalal, menyampaikan pesan untuk pentingnya mengelola keberagaman dan memperkuat toleransi antar umat beragama.
Sebagai organisasi Islam di Adelaide, KIA selanjutnya akan selalu menyerukan pesan-pesan perdamaian, dan menggalang kerjasama dengan seluruh organisasi dan komunitas dari berbagai latar belakang yang ada di Adelaide.
Sumber: Australiaplus