Apindo Dorong Percepatan Pengembangan Infrastruktur Energi

Infrastruktur gas yang masih minim dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat harga gas domestik tinggi. Padahal menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dengan produksi gas nasional yang cukup besar seharusnya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan domestik.

Receiving gas terminal dan jaringan pipa-pipa gas ke industri dan rumah tangga harus dibangun holding BUMN energi. Baru bisa menekan harga gas,” ujar Herman Kasih, Wakil Sekretaris Umum Apindo, dikutip Rabu (13/7).

Herman mendukung rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) ke dalam PT Pertamina (Persero) sehingga bisa menjadi holding BUMN energi.

Penggabungan PGN ke Pertamina akan membuat operasional perusahaan menjadi lebih efisien sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh juga berpotensi semakin besar. Keuntungan tersebut menurut Herman bisa dialokasikan untuk memperbanyak pembangunan infrastruktur gas di dalam negeri.

Pertamina sendiri menganggarkan belanja modal US$366,3 juta untuk pemanfaatan gas atau 6,9 persen dari total investasi perseroan yang mencapai US$5,31 miliar tahun ini. Sementara belanja modal PGN tahun ini sekitar US$500 juta.

Komaidi Notonegoro, pengamat energi dari Reforminer Institute, mengatakan bagi PGN penggabungan ke dalam Pertamina akan memberikan dampak positif terhadap akses pasokan gas dari hulu.

“Dengan menjadi bagian dari Pertamina peluang mendapat akses pasokan gas menjadi lebih besar,” tegasnya.

Saat ini PGN tercatat mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 kilometer (km) dan jalur pipa transmisi gas bumi yang terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli.

Anak usaha Pertamina di sektor hilir gas bumi, PT Pertamina Gas (Pertagas) juga tengah mengembangkan proyek pipa gas Semarang – Gresik sepanjang 258 km. Melalui proyek Semarang – Gresik, diharapkan nantinya jalur pipa gas di pulau Jawa akan terkoneksi.

Sementara Pertamina mengoperasikan sejumlah ladang gas dengan produksi rata-rata sebesar 1.700 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Bahkan, Pertamina pada 2018 akan menjadi operator sekaligus pemegang hak partisipasi terbesar di blok gas terbesar di Indonesia, Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Sehingga penggabungan PGN ke dalam tubuh Pertamina dinilai akan mengintegrasikan bisnis gas perusahaan pelat merah dari hulu sampai hilir. (gen)

Sumber: CNN Indonesia

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *