Mandiri Bersama (MB) Sragen; Dari Belajar Seni Lukis Hingga Desain Batik

Indonesia sudah memiliki sejumlah seniman yang karya-karyanya mendunia dan tidak kalah dengan seniman luar negeri. Salah satu karya seni yang saat ini sedang naik daun adalah seni lukis desain batik. Hal ini seiring dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Produksi batik di Indonesia pun makin menggeliat.

Meski demikian, hal itu tidak dibarengi dengan tenaga pengajar mata pelajaran muatan lokal (mulok) seni lukis. Salah satu buktinya di Sragen yang masih kekurangan guru seni lukis, sehingga potensi anak-anak kurang terasah.

Berawal dari fenomena itu, sejumlah warga Sragen berinisiatif membentuk sebuah organisasi yang diberi nama Mandiri Bersama (MB) Sragen. Organisasi ini sebenarnya sama seperti sanggar seni, di mana para anak didik diberi keterampilan tentang seni.

Ketua MB Sragen Putri Widayati mengungkapkan, organisasinya terbentuk bermula dari keprihatinan dengan minimnya guru mulok seni lukis. Padahal, banyak anak-anak Sragen yang memiliki bakat dan potensi di bidang seni. Sehingga hal tersebut dikhawatirkan bisa menjadi penghambat kemajuan seni di Bumi Sukowati.

“Organisasi ini terbentuk sekitar Maret 2016, ya bisa dikatakan baru sebulan. Tapi ternyata animo masyarakat sangatlah tinggi. Terbukti ada 40 anak yang bergabung dan menimba ilmu seni di MB,” kata Putri kemarin.

Dikatakannya, selama berada di MB, anak-anak tidak hanya diajari seni lukis tetapi juga seni lainnya. Namun, pihaknya memang memusatkan pelatihan keterampilan di bidang desain batik. Ini dilakukan agar anak-anak bisa mengenal jenis motif batik Indonesia yang jumlahnya tidak sedikit. Tapi ada juga yang dibekali keterampilan membuat gerabah dan lainnya.

Lantaran minimnya guru seni lukis, pengajarnya juga sangat terbatas yakni hanya satu orang. Tapi MB juga dibantu oleh enam orang asisten yang juga memiliki kemampuan di bidang seni.

Terkait biaya operasional, Putri mengaku selama ini berasal dari kantong pribadi pengajar dan pengurus MB. Pasalnya selama ini MB belum memiliki sponsor atau donatur terkait pembiayaan kegiatan belajar mengajar. “Tapi kami sudah mendapatkan support dari Dinas Pendidikan setempat (Sragen),” terangnya.

Sumber: Joglosemar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *