Pengurus Provinsi Persatuan Judo Seluruh Indonesia (Pengprov PJSI) Sumatera Utara (Sumut) harus berharap lebih kepada satu-satunya pejudo, Riki Ramadhani. Riki akan tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016. Pertandingan tingkat nasional itu akan dilaksankan di Provinsi Jawa Barat, pada 17 sampai 29 September mendatang.
Riki ditargetkan menembus partai puncak, seperti yang pernah dicapainya pada dua gelaran PON sebelumnya. Pelatih Judo Sumut Deni Zulfendri mengatakan optimisme itu menilik pada dua kali pagelaran PON sebelumnya, Riki selalu berhasil menembus partai final.
Meskipun, di dua gelaran itu Riki gagal menyabet medali emas. Jadi ia dua kali di PON ia hanya berada di peringkat dua.
“Paling minim, target kami di PON medali perunggu. Tapi yang jelas kami targetkan Riki harus masuk final dulu agar bisa tampil lepas demi merebut medali emas,” ujar Deni Zulfendri saat berbincang dengan www.tribun-medan.com di gedung PJSI SUMUT, Gaharu, Medan, Selasa (19/7/2016).
Menurut Deni, target tersebut tidaklah muluk – muluk. Menembus final merupakan target realistis buat Riki yang akan bertanding di kelas -55 Kg tersebut.
“Kami tidak mau memasang target muluk. Tidak perlu pasang target juara kalau toh akhirnya malah tidak mendapatkan apa-apa,” jelas mantan pejudo peraih tiga medali perak dan satu perunggu SEA Games tersebut.
Saat ini, Deni mengaku persiapan Riki sudah memasuki tahap pemantapan jelang kompetisi. Seperti memasuki fase pemantapan teknik dan taktik, mengingat sudah kurang dari dua bulan akan memasuki kompetisi.
“Bulan Agustus nanti tinggal kami mantapkan pembinaan mentalnya. Sehingga semakin siap di PON,” tuturnya.
Disinggung tentang persiapan atletnya untuk melakukan sparring partner, Deni Zulfendri mengaku mengalami kesulitan. Sebab, regenerasi atlet cabor judo di Sumut hingga kini terbilang lambat, sehingga Riki tidak memiliki mitra tanding yang sepadan.
Meski demikian, PJSI Sumut mengakali hal itu dengan membawa Riki berlatih ke Army Judo Club di Gaperta Medan. Berlatih bersama para prajurit TNI di Army Judo Club menjadikan Riki memiliki sparing partner yang kuat dalam hal fisik.
“Riki bisa mengambil power dengan berlatih bersama prajurit TNI di sana, kalau mengambil teknik atau speed yang kecil bisa didapatkan Riki dari pejudo junior lainnya, meskipun itu masih sangat kurang,” ujarnya.
Deni Zulfendri menjelaskan, mengapa PJSI Sumut hanya mampu meloloskan seorang atletnya saja ke PON karena sistem seleksi atlet judo peserta PON tidak sama seperti atlet cabor lainnya. Di cabor judo tidak berdasarkan hasil Pra-PON melainkan menggunakan pengumpulan poin dari sejumlah kejuaraan yang diikuti baik di tingkat lokal maupun nasional yang digelar PJSI.
“Di kelas Riki -55 Kg saja itu poinnya minimal 7.000 poin, harus melewati poin itu baru bisa lolos,” jelas pria 40 tahun itu mengakhiri.
Sumber: Tribunnews