Komunitas Komikus Somicstrip; Komik Instragram Jadi Media Edukasi

Geliat karya seni di Kota Solo memang tak bisa diremehkan. Beragam karya seni terus bermunculan, tak terkecuali komik Instagram. Setidaknya hal itu terlihat dari eksisnya komunitas Komikus Somicstrip.

Ketua Komikus Somicstrip Muhammad Falah Abadi menuturkan, komunitasnya terbentuk tanggal 30 Mei 2016 dan mulai aktif di Instagram pada 6 Juni 2016. Anggota Somicstrip baru berjumlah 29 orang yang berasal dari eks Karesidenan Surakarta. Karya perdana Komikus Somicstrip adalah komik indie dengan judul “9 Keajaiban Dunia” yang dibuat oleh sembilan komikus dari Solo.

Sementara, di bulan Ramadan ini Komikus Somicstrip  membuat karya berupa jamstrip, yakni  karya komik yang dihasilkan dari kolaborasi beberapa komikus untuk menggarap satu tema Mencari Barokah Ramadan dengan hastag #jamstripramadhan dan #mencaribarokahramadhan. Jamstrip ini bisa diakses melalui Instagram @somicstrip.

Melalui jamstrip Ramadan ini Somicstrip menyampaikan hikmah-hikmah di bulan Ramadan. Menurut Falah, Ramadan menjadi momen untuk melatih diri melawan hawa nafsu dan tidak sibuk menggunjing. “Sampai hari ini ada 16 karya yang kami unggah,” katanya belum lama ini.

Falah mengungkapkan, media Instagram menjadi media yang efektif untuk  menyebarluaskan karya komunitas Somicstrip. Pesan dakwah dari secarik komik yang dibuat tersampaikan dengan mudah. “Pesan yang disampaikan melalui komik itu ringkas, mendidik, sekaligus menghibur,” ujar Falah

Falah menambahkan, pihaknya terbuka bagi setiap orang yang tertarik untuk bergabung. Syaratnya cuma tinggal di Solo dan sekitarnya, serta punya komitmen untuk berkarya dalam bidang komik. “Itu sudah cukup memenuhi syarat untuk menjadi anggota,” ujarnya.

Sebagai komunitas yang baru seumur jagung tentu masih banyak hal yang harus dibenahi, salah satunya meningkatkan keterampilan anggota. Falah berharap Somicstrip mampu menjadi komunitas komikus kebanggaan Kota Solo.

“Saat ini kami masih sangat baru, kami berharap setelah jamstrip Ramadan ini selesai, anggota Somicstrip bisa lebih ahli dalam berkarya di dunia komikus, sehingga mampu memberikan edukasi kepada khalayak umum,” ungkapnya.

Falah menambahkan, hingga saat ini belum ada basecamp tetap bagi anggota Somicstrip.  Kegiatan pertemuan para anggota dilakukan dengan berpindah-pindah dari kafe ke kafe, warung ke warung, atau tempat nongkrong yang ada di Solo. Meskipun demikian semangat menuangkan gagasan terus mengalir setiap kali mereka bertemu.

“Kami belum ada basecamp sebagai tempat berkumpul. Sejauh ini kami hanya mengandalkan kafe, warung makan yang di sana terdapat meja dan kursi yang nyaman untuk menggambar komik bersama,” pungkasnya.

Sumber: Joglosemar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *