Kosti Solo Raya: Berkumpul Demi Hobi dan Olahraga

SEPEDA tua atau onthel beberapa lama ini tengah naik daun. Sejumlah penyuka dan kolektor berlomba-lomba mencari onthel yang sudah berusia ratusan tahun. Saking cintanya mereka dengan onthel, akhirnya muncullah sebuah kelompok yang menamakan dirinya sebagai Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Solo Raya.

Komunitas yang resmi berdiri pada Minggu (13/9/2015) lalu di Joglo Sriwedari Solo itu merupakan kumpulan dari sejumlah komunitas. Di antaranya Komunitas Sepeda Madagaskar Kartasura, Koboy Boyolali, Paseo Sukoharjo, Pedal Purwantoro, Coseon Sukoharjo, dan Seponsor Solo.

“Kami sepakat bergabung menjadi Kosti Solo Raya,” kata Ketua I Kosti Solo Raya, Andi Setiadji beberapa waktu lalu.

Dirinya menjelaskan tidak ada syarat khusus bagi masyarakat yang ingin bergabung dalam komunitasnya.  Yang penting, orang itu adalah penyuka onthel dan memiliki meskipun hanya satu unit.

“Perlu kami tekankan, komunitas kami berbeda dengan lainnya. Ketika yang lain mewajibkan anggota membayar iuran tiap bulan, tapi Kosti Solo Raya meniadakan uang itu,” ungkap dia.

Pihaknya beralasan, komunitas onthel lebih ditekankan pada hobi. Dan mengendarai onthel tidak seperti kendaraan bermesin yang memerlukan bahan bakar.

“Anggota kami bergabung karena ingin kumpul sembari olahraga. Jadi, memang dari pengurus pusat di Jakarta memang menginstruksikan untuk tidak menarik iuran kepada anggota,” katanya.

Kalaupun ada anggota yang ingin memberikan sumbangan sebagai kas, pihaknya mempersilakan. Yang terpenting, pengurus tidak memintanya kepada para anggota,” tegas dia.

Walaupun onthel memiliki umur yang jauh lebih tua dibanding sang empunya, namun bukan berarti penyukanya adalah orang-orang berusia lanjut. Bahkan, di Kosti Solo Raya kebanyakan adalah orang-orang yang masih muda.

“Walaupun ada pembina kami yang usianya di atas 60 tahun yang masih sehat dan bersepeda onthel,” paparnya.

Sumber: Joglosemar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *