Inge Widjadja: Ingin Komunitasnya jadi Panutan Bikers dalam Berkendara

Hobi naik motor besar kini bukan hanya ditekuni kaum adam saja, kaum hawa pun kini mulai berbondong-bondong menekuni hobi maskulin ini. Salah satunya adalah Inge Widjaja dan kawan-kawan dalam komunitas Women on Wheels Indonesia.

Komunitas yang resmi dirikan pada 2012 ini, awalnya terbentuk dari ketertarikan Inge dengan motor besar karena sering berbincang-bincang dengan para customer bengkel miliknya, ia pun kala itu juga dikenalkan dengan seorang teman dari komunitas motor besar perempuan asal Malaysia.

“Saya kan usaha bengkel aksesori motor besar sejak 8 tahun lalu. Saya sering ngobrol-ngobrol sama bikers laki-laki dan perempuan, eh semenjak itu saya jadi penasaran dan tertarik mencobanya. Lalu saya dikenalkan dengan lady bikers asal Malaysia. Ia pendiri Komunitas Women On Wheels Malaysia, ya saya pikir kenapa tidak saya bikin yang chapter Indonesia” ujar ibu satu anak ini.

Jatuh Cinta dengan Motor Besar

Kala itu ia berumur 33 tahun, saat pertama kali mencoba naik motor besar. Motor besar pertama yang ditungganginya adalah Ninja 250 cc. Diakui oleh Inge, pertama kali mencoba mengendarai motor besar, ia sering jatuh karena beban motor yang sangat berat. Badannya pun masih terasa kaku. Tapi ia pantang menyerah dan tak kapok, ia justru terus mencoba hingga akhirnya luwes membawa motor-motor yang jauh lebih besar dari motor pertamanya.

“Saya pernah bawa Kawasaki ER 650 cc, Harley Sporters 1200 cc, Honda CB 1000 cc dan sekarang ini yang sering saya bawa touring adalah BMW GS700,” ungkapnya satu per satu.

Bersama motor besar kesayangannya ini ia pernah melakukan sederetan perjalanan, mulai dari Jawa-Lombok, Sulawesi, Lampung-Bukit Tinggi, hingga negara tetangga, Malaysia.

Rasakan Arti Dukungan Keluarga

Meski memiliki hobi yang tak biasa, sang suami tak pernah merasa terganggu atau melarang Inge. Tak heran, karena nyatanya ia juga menekuni hobi yang sama. Bahkan Inge menambahkan, kesamaan hobi ini malah makin membuat hubungan dengan suaminya semakin romantis.

“Kami sering touring bareng, dia selalu support dan mendoakan saya, juga selalu mengingatkan soal keselamatan berkendara. Bagi saya, keluarga tetap yang utama. Karena itu saya selalu menjaga komunikasi dengan anak sepanjang touring, lagipula dengan adanya kemajuan teknologi, komunikasi juga semakin mudah,” jelasnya.

Dukungan serupa juga datang dari sang anak. Inge mengatakan bahwa anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini tak rewel saat ditinggal bepergian naik motor besar.

Edukasi Keselamatan Berkendara

Diakui Inge, ia tak pernah menemukan kendala yang berarti saat mendirikan Women on Wheels Indonesia. Justru karena keunikannya, komunitas ini diapresiasi banyak pihak, tak terkecuali bikers laki-laki.

Hingga saat ini Inge masih aktif berkegiatan bersama komunitasnya. Tak terbatas pada touring saja, Women on Wheels juga gencar melakukan kegiatan bakti sosial dan menyuarakan edukasi berkendara dengan aman atau safety riding kepada masyarakat.

“Meski banyak stigma yang menempel pada para bikers wanita terkait cara dan etika berkendara, tapi menurut saya masalah keamanan dan keselamatan di jalan merupakan tanggung jawab seluruh pengguna jalan. Oleh sebab itu WoW mengajak seluruh wanita pengendara motor untuk berlalu lintas dengan tertib sehingga tidak merugikan orang lain,” pintanya.

Inge menyelipkan harapan bagi komunitasnya, “Saya ingin seluruh anggota Women on Wheels semakin kompak dan kelak kami bisa go internasional. Semoga komunitas kami bisa menjadi panutan bagi semua orang, terutama para pengendara motor, agar terus menjaga keselamatan dalam berkendara dan tidak arogan di jalanan.

“Dan ingat ladies, keselamatan itu nomor satu, keluarga yang utama. Ingat anak-anak di rumah ketika berkendara. Jangan lupa, komunikasi jangan sampai putus, sekarang kan komunikasi sudah mudah,” tutupnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *