Hokky Situngkir: Pencetus Ide Pelestarian Budaya Indonesia yang Tak Biasa

Apa yang terbesit di pikiran kita semua bila mendengar kalimat ‘Menjaga dan melestarikan Kebudayaan Indonesia? Sebagian besar pasti langsung berpikir soal kebanggaan mengenakan batik atau menekuni aneka tarian tradisional. Nggak ada yang salah tentang itu, tapi masih banyak cara lain untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia, seperti yang dilakukan Hokky Situngkir pendiri Komunitas Sobat Budaya.

Komunitas yang berawal dari situs bernama www.budaya-indonesia.org ini menggunakan cara unik dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia, yaitu dengan cara pendataan kebudayaan Indonesia. Ya, semua data-data mulai dari alat musik, cerita rakyat, motif kain, lagu tradisional, arsitektur rumah adat, hingga naskah kuno dikumpulkan dan dihimpun dalam website tersebut.

Hokky memang bukan seorang budayawan, melainkan seorang peneliti yang sangat peduli dengan ilmu pengetahuan dan penelitian. Menurutnya, ini adalah cara lain yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia yang sangat kaya dan tak akan habis digali.

“Ini adalah perpaduan antara budaya dan sains yang menghasilkan manfaat bagi penelitian mengenai budaya Indonesia yang masih sangat terbatas sumbernya,” tambah pria kelahiran Pematangsiantar, Sumatera Utara ini.

Data-data tersebut juga bermanfaat untuk mencegah eksploitasi dan klaim pihak asing yang tentu saja merugikan Indonesia. Hal inilah yang menjadi salah tujuan dibentuknya Sobat Budaya, selain untuk kepentingan penelitian, kehadiran komunitas ini punya maksud untuk mendorong diversifikasi kebudayaan, sekaligus mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia.

Perjalanan bersama Sobat Budaya tak terlepas dari tantangan. Dikatakan peneliti Bandung Fe Institute ini, ada dua jenis tantangan yang ia dan kawan-kawannya hadapi, yaitu tantangan sosial dan tantangan ekonomi, yakni  dana yang terbatas untuk melakukan penelitan.

Katanya, “Kalau tantangan sosial misalnya, ada yang bertanya-tanya, kita ini kan bukan budayawan tapi kenapa mau sibuk urusi budaya dan bikin website soal budaya?”

Akan tetapi tantangan ini diakui Hokky tak menghentikan langkahnya dan teman-teman kontributor menggali data kekayaan budaya Indonesia, pasalnya selama ini mereka menggunakan dana pribadi. Dan ia tekankan, dengan atau tanpa suntikan dana, ia dan teman-teman akan terus menggali kekayaan budaya Indonesia dan mendokumentasikannya.

Berjalan bersama Sobat Budaya selama sembilan tahun, Hokky yang hingga kini aktif jadi pembina komunitas merasa dirinya makin kaya akan pengetahuan mengenai budaya Indonesia, kian tahu seputar sejarah kebudayaan Indonesia yang belum diketahui sebelumnya. Dan bahkan ia kagum dengan anak-anak muda yang berbondong-bondong berpartisipasi mendokumentasikan kebudayaan daerahnya masing-masing.

“Saya nggak pernah terpikirkan bisa seperti ini, banyak yang kontribusi dan itu anak-anak muda Indonesia, bahkan yang masih duduk di bangku SMP juga ada,” ujarnya.

Dari keterlibatan mereka, Hokky menilai anak-anak muda Indonesia ternyata punya kepedulian besar terhadap budayanya sendiri, akan tetapi mereka belum banyak yang terlibat langsung dalam usaha pelestariannya.

Hokky kembali berujar, “Keterlibatan itu tak melulu harus ditunjukkan lewat belajar tarian tradisional atau mengenakan batik, lewat mendata dan mendokumentasikan kebudayaan, itu juga sudah ambil bagian dalam usaha pelestarian.”

Hokky  optimis nantinya akan semakin banyak anak muda yang terlibat dan proses pendataan budaya ini akan terus berjalan. Ia bahkan menilai bahwa apa yang dilakukannya bersama Sobat budaya masih merupakan langkah dini dalam upaya pelestarian budaya Indonesia.

2 Comments

  1. Gatot Sumarso says:

    True!

  2. Arief says:

    Luar biasa, bang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *