IKAT JEPANG; Kembangkan Wirausaha Bagi Anggota

Ikatan Alumni Trainee  Indonesia di Jepang atau yang biasa disingkat dengan Ikat Jepang merupakan perkumpulan orang Indonesia yang pernah magang di negara Jepang. Meskipun mereka disebut magang, sebenarnya mereka di sana bekerja di perusahaan Jepang. “Ya, kita di sana selain bekerja juga belajar banyak,” ungkap Edi Susilo selaku Sekretaris Jenderal.

Menurut Edi, alumni magang dari Jepang sangat banyak jumlahnya. Indonesia sudah mulai mengirim Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada tahun 1991. Pengiriman pun dilakukan oleh dua pihak, yakni pemerintah dan swasta. Pemerintah melalui International Man Power (IM Japan), sedangkan swasta melalui Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Jika dijumlah saat ini kemungkinan mencapai 100.000 orang.

Ikat Jepang dibentuk pada 18 September 2011 dengan sekretariat di Kota Solo, tepatnya dia daerah Pasar Kliwon. Ketua Ikat Jepang saat ini dipercayakan pada Ribut Riyanto, orang Ponorogo. Sedangkan pengurus inti jumlahnya berkisar 25 orang. Ikatan ini sengaja dibentuk untuk menyemangati anggota agar berwirauasaha dan mengikuti sekolah bisnis. “Kami memang berkonsentrasi pada wirausaha. Setelah pulang dari Jepang dan memiliki modal, mereka memang diharapkan bisa mandiri dan menciptakan lapangan kerja,” jelasnya.

Bahkan saat ini, Ikat Jepang sudah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) mendorong terciptanya wirausaha. Kemenkop dan UKM memberikan fasilitas kepada mereka untuk menyelenggarakan seminar kewirausahaan. “Kita sudah dapatlink dengan Kementerian Koperasi dan UKM sehingga kalau ada penggemblengan usaha kita akan dilibatkan,” tuturnya.

Sekolah Bisnis

Selama ini kegiatan yang dilakukan oleh Ikat Jepang, seperti Kopi Darat (Kopdar ) yang dilakukan tiga bulan sekali. Pada Kopdar ini, biasanya merekasharing dan membahas mengenai usaha dan peluang usaha. Selain itu, mereka juga bergerak di bidang sosial dengan menyalurkan beasiswa kepada SD, SMP, SMA yang ada di Indonesia, maupun bantuan zakat dan korban.

“Dana yang kita salurkan ini bisa dari anggota kita yang ingin bersedekah maupun orang Indonesia yang ada di Jepang. Kita memang menjalin kerja sama dengan Ikatan Persaudaraan Trainee Indonesia di Jepang (IPTIJ),” jelasnya.

Selain itu, mereka juga memiliki sekolah bisnis Ikat Coaching Bisnis (ICB). Pada ICB ini mereka dibagi dalam dua kelas. Kelas pertama adalah kelas bagi yang sudah memiliki usaha dan kelas kedua bagi mereka yang belum memiliki usaha. Pada ICB ini, mereka diberikan pembelajaran oleh mentor dari alumni  magang Jepang yang sudah sukses dalam dunia berbisnis.

Persiapan ke Jepang

Jepang bagi Edi Susilo, merupakan negara yang bersih dan sangat disiplin. Bersih bukan saja cerita dalam berita. Namun, kebersihan Jepang benar-benar dia rasakan. Selain itu, kedisplinan sangat dijunjung oleh Negari Sakura itu. Sepuluh menit sebelum mulai bekerja, atasan hingga bawahan sebuah perusahaan akan melakukan taiso atau senam pagi . “Yah niatnya biar otot-otot regang dulu. Nanti mulai dari atasan hingga bawahan senam bersama 10 menit,” ujar Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Trainee  Indonesia (Ikat) di Jepang

Hal yang tidak dia lupakan dari Jepang yang tidak ada di Indonesia adalah adanya empat musim yang bisa dinikmati. Mulai dari musim dingin, semi, panas, dan gugur. Setiap pergantian musim itu, selalu ada hal yang dilakukan oleh orang Indonesia yang ada di Jepang. Ketika musim dingin dan negara Jepang bersalju, orang-orang Indonesia gemar melakukan olahraga ski. Ketika musim semi dengan pemandangan bunga sakura yang mekar. Kemudian ketika musim panas, mereka akan ke gunung Fuji. Sedangkan saat musim gugur mereka melakukan momiji dan melihat daun gugur dengan empat warna.

Sedangkan untuk orang Indonesia yang ingin bekerja di Jepang, Edi pun memberikan tips agar menyiapkan dengan baik apakah akan ikut dengan LPK swasta atau dengan pemerintah. Jika dengan pemerintah prosedur agak rumit tapi biaya lebih murah. Sedangkan jika dengan pihak swasta biaya lebih mahal tapi prosedur lebih mudah.

Ketika berada di Jepang, hal yang harus dipegang adalah pandai berhemat dan pandai bergaul. Jika sudah ada di Jepang harus segera mengikuti komunitas yang baik. “Karena di sana pergaulannya berbeda dengan kita, harus pandai menjaga diri. Harus segera mencari komunitas yang bisa membawa untuk kebaikan. Hemat juga sangat perlu agar bisa menabung dan modal ketika di Indonesia,” lanjut Edi.

Sumber: Joglo Semar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *