GProID; Wadah Pecinta Action Camera

Kamera GoPro terbaru bernama Hero 5 dikabarkan akan meluncur di pasaran pada Oktober mendatang. Kasak-kusuk tentang Hero 5 tentu bukan menjadi berita baru bagi para penggemar action camera ini di Indonesia, yang tergabung dalam komunitas GproID. Terlebih menurut ketua komunitas Muhammad Alwi, terdapat sekitar 13 ribu anggota di Facebook group komunitas ini, sehingga arus informasi bisa didapatkan secara cepat.

Pada mulanya, komunitas ini berawal dari sebuah thread di forum online Kaskus. Thread tersebut menurut Alwi menjadi tempat para pengguna kamera GoPro berkumpul dan berbagi cerita. Dari Kaskus, beberapa orang kemudian berinisiatif untuk membuat Whatsapp group untuk lebih mengakrabkan diri. “23 Februari 2014 yang merupakan tanggal terbentuknya grup itu kemudian disepakati bersama sebagai tanggal berdirinya komunitas,” ujar Alwi.

 

Ada yang unik dengan nama yang digunakan oleh komunitas ini. Pada awalnya mereka menggunakan nama GoProID, namun kemudian pihak GoPro sendiri mengajukan keberatan karena telah mematenkan kata “GoPro” yang membuat Alwi dan kawan-kawan terpaksa melakukan perubahan nama. Pada 15 Juni 2015, GoProID resmi berganti nama menjadi GproID.

Seiring waktu, keakraban yang terjalin tidak semata di dunia maya, melainkan hingga pertemuan secara offline. Berawal dari 10 orang yang hadir pada pertemuan pertama di Jakarta, Alwi mengenang secara pelan tapi pasti, jumlah pengguna dan peminat kamera GoPro semakin membesar. Keberadaan komunitas menurut Alwi tentu sangat berguna sebagai sarana berbagi tips dan trik dalam memaksimalkan kamera GoPro masing-masing anggota.

Kehadiran action cam seperti GoPro menurut Alwi memang tengah digandrungi. Semua orang jadi bisa mengabadikan momen tanpa harus pusing soal setting-an kamera yang kadang membingungkan bagi kaum awam. “Ditambah ukurannya yang sangat kecil, membuat action cam jadi pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin mengabadikan momen tanpa harus terkendala ribetnya perlengkapan photo video yang menguras tempat dan berat,” dia menyebutkan.

 

Tak hanya dari sisi teknis kamera, bergabung dengan komunitas ini tentunya menambah teman dan jaringan perkenalan. Saat ini Alwi mengklaim GproID adalah komunitas pengguna kamera GoPro terbesar di Indonesia. Disamping jumlah anggota Facebook yang telah disebutkan di atas, Alwi menyebut adanya pengurus regional di 12 kota seperti Bali, Bandung, Banjar, Bogor, Surabaya, Jogja, Makassar, Medan, Palembang, Palu, Samarinda, hingga Jayapura.

“Dengan persebaran member yang sudah mencakup seluruh Indonesia, sebelum Anda menginjakkan kaki di Jayapura, Bali, atau Medan, Anda sudah punya kenalan teman di sana melalui komunitas ini,” kata Alwi.

Tentu tidak mudah mengatur sebuah komunitas dengan jumlah anggota seperti komunitas ini. Belum lagi melihat keberadaan cabang-cabang di daerah atau regional.

Untuk menjaga solidaritas dan kekompakan, Alwi mengutarakan sebisa mungkin selalu mengadakan acara rutin minimal tiga bulan sekali, baik di pusat maupun regional. Ia menyebut beragam acara seperti workshop, kopdar sampai trip. “Untuk event workshop GproID pusat, terakhir digelar di mal besar dengan menggandeng salah satu operator telekomunikasi.

Eksistensi komunitas pun coba terus dikokohkan lewat penggunaan jalur komunikasi yang selalu terhubung melalui grup WhatsApp, sehingga anggota bisa selalu berinteraksi satu sama lain sehari-harinya. Usaha yang dilakukan Alwi dan rekan-rekannya di seluruh Indonesia tentu tidak sia-sia. Komunitas ini terus bertahan. Beberapa waktu lalu mereka baru saja melakukan event#2ndAnniv dalam rangka memperingati hari jadi kedua komunitas ini.

Alwi dan para pengurus pun sudah mencanangkan berbagai rencana agar komunitasnya dapat tarsus berkembang. Sebagai rencana jangka pendek misalnya, fokus pada pembenahan internal. Khususnya soal pendataan anggota yang masih belum terdata dengan maksimal. “Kami juga berusaha melaksanakan workshop atau sharing session secara berkala sesama anggota komunitas,” ujar dia.

Workshop atau sharing session tentu penting kehadiran, karena kendati action camera relatif tidak membutuhkan banyak penyetelan, hasil foto yang maksimal tentu hanya bisa didapat dari pengetahuan fotografi sang pengguna. Alwi misalnya menekannya bahwa fotografi itu erat kaitannya dengan pencahayaan. “Dan ini berlaku untuk semua, tidak hanya untuk action cam,” ucapnya.

Jadi, hal utama yang harus diperhatikan menurutnya adalah pencahayaan yang baik. “Perfect exposure. Pahami dulu bagaimana mendapatkan pencahayaan yang baik. Barulah explore soal sudut pengambilan, dan lainnya,” ujar pria yang menggunakan aplikasi Snapseed dan Adobe Lightroom untuk memaksimalkan hasil foto di ponsel ini.

Sumber: Daily Oktagon

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *