Komunitas Lingkungan Gelar Upacara Bendera di Sungai Ciliwung Kampenyekan Pelestarian Lingkungan

Sejumlah pegiat lingkungan Kota Depok menggelar upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia di tengah aliran Sungai Ciliwung. Upacara tersebut dilakukan guna mengingatkan masyarakat agar menjaga Ciliwung dari kerusakan lingkungan.

Pengibaran bendera dilaksanakan di atas bebatuan yang berada di tengah aliran Ciliwung di dekat Perumahan Grand Depok City, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Rabu 17 Agustus 2016.

Upacara berlangsung khidmat dan diikuti sejumlah warga dan komunitas lingkungan Depok. “Kami bukan mencari unik. Kami ingin memberitahu kepada masyarakat bahwa upacara ini (memberi pesan untuk) menjaga sungai,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Depok Wijayanto . Wijayanto didaulat menjadi pembina upacara dalam kegiatan tersebut.

Dia menuturkan, kondisi lingkungan Ciliwung di Depok terbilang baik. Kendati demikian, pencemaran masih terjadi dari beberapa pabrik dan rumah warga. BLH terus melakukan pembinaan agar pencemaran tak terjadi di Ciliwung. Bila tak mengolah limbah, pabrik-pabrik yang membuangnya ke sungai akan ditutup. “Ada satu pabrik yang dilakukan sampai tingkat itu (ditutup),” ujar Wijayanto.

Namun, dia tak menjelaskan identitas pabrik tersebut.

Dia menambahkan, BLH juga melakukan pengawasan di beberapa titik pembuangan sampah Ciliwung. Titik pembuangan sampah banyak ditemui di wilayah Palsi Gunung, Cimanggis, Depok. Aksi pengawasan dan pembersihan sampah, tuturnya, dilakukan komunitas dengan dimotori Pemkot Depok.

Hal senada dilontarkan Ketua Komunitas Ciliwung Depok Bayu Eko Nurtanto. Upacara peringatan kemerdekaan telah digelar ketiga kalinya di aliran Sungai Ciliwung. Menurutnya, makna kemerdekaan saat ini bukan hanya lepas dari penjajahan. Akan tetapi, merdeka dari pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai.‎ “Karena semangat perjuangan bukan hanya memerdekakan (dari penjajah). Tetapi menjaga kelestarian,” ucap Eko.

Eko menambahkan, pencemaran lingkungan di Ciliwung berdampak menghilangnya sejumlah satwa langka. “Ada beberapa ikan yang sangat jarang kita temukan,” katanya.

Begitu pula dengan bulus, sejenis kura-kura yang menghuni Ciliwung.‎ “Bulus sudah punah, terakhir ditemukan 2011 di Ciliwung dekat Condet,” ucapnya. Hilang dan punahnya fauna Ciliwung tersebut disebabkan aktivitas warga dahulu yang mencari ikan dengan meracun menggunakan portas.

“Orang sini nyebutnya nuba. Masalahnya, bukan hanya merusak ikan saja tetapi merusak ekosistem (sungai),” tuturnya.

Untuk itu, Komunitas Ciliwung Depok menggandeng sejumlah pihak guna mengampanyekan pelestarian Ciliwung. Salah satunya adalah para pelajar di Depok.

Sumber; Pikiran Rakyat

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *