Sanggar Anak Akar bermula dari program open house untuk anak-anak pingiran di kawasan Kampung Melayu Kecil dan Matraman yang dikembangkan oleh Institut Sosial Jakarta pada 1989. Program open house ini kemudian mendorong para pengelola mengubahnya menjadi ruang aman dan nyaman dengan mendirikan Sanggar Anak Akar pada 22 November 1994. Tujuannya adalah menciptakan rasa aman dan nyaman supaya anak-anak dari berbagai kelompok saling berinteraksi dan setiap anak berani mengekspresikan gagasan dan kemampuannya. Di samping kerajinan anak, musik dan teater menjadi kegiatan yang menyatukan mereka.
Perkembangan yang pesat mengubah orientasi para pengelola dari menempatkan Sanggar Anak Akar hanya sebagai bagian program organisasi menjadi organisasi induk yang mandiri pada 2000 dan membentuk Lingkar Sahabat Akar. Setahun kemudian Sanggar Anak Akar mulai memusatkan perhatiannya pada komitmen pengembangan model pendidikan yang berbasis pada perlindungan hak anak. Gagasan pendidikan diselenggarakan dengan mengambil model pembelajaran berbasis pengalaman (experience curriculum).
Pada 2003 terbentuk Yayasan Anak Akar. Berkat usaha tulus bersahaja para sahabat maka Sanggar Anak Akar pun kini memiliki gedung yang dibangun di atas tanah seluas 950 m². Pada 2009 Sanggar Anak Akar menetapkan dirinya sebagai Sekolah Otonom untuk anak-anak setara dengan sekolah menengah. Di tempat ini anak-anak akan belajar mengembangkan kemampuan mereka bersama.
Lingkar Sahabat Akar yang dibentuk pada 2000 adalah sebuah media persahabatan anggota masyarakat yang bersedia menyatakan komitmennya untuk membantu Sanggar dalam pelaksanaan program pendidikan. Bentuk dukungan yang diberikan berupa dana, keahlian/pengetahuan, jasa keterampilan dan barang-barang kebutuhan program. Pada 2006 Lingkar Sahabat Akar secara formal berganti menjadi Perkumpulan Sahabat akar.
Di samping dari Perkumpulan Sahabat Akar, dukungan untuk Sanggar Anak Akar juga datang dari berbagai macam sumber, baik yang sifatnya reguler dari individu atau perusahaan maupun yang sifatnya insidental.
Sumber: Laman Koalisi Seni Indonesia
Sumber foto: Laman Facebook Sanggar Anak Akar