Teater Lingkar Surabaya; “SAYANG TAK ADA KATA- KATA BILA BISU JIWA SENIMU”

Berawal dari niat untuk membuat wadah seni yang baru setelah bubarnya teater Sel, Pagupon Pos, dan Komunitas Seni Budaya (KSB). Nama lingkarlah yang diambil oleh Sandy Irwanto sebagai nama baru, karena dianggap seni itu akan selalu ada dan tidak akan pernah putus.

Evolusi lingkar yang berjalan secara bertahap dengan semangat berkesenian serta rasa hangat kekeluargaan , dapat membawa lingkar tetap hidup sejak Sembilan tahun silam hingga sekarang. Dari awal berdirii Lingkar memang murni berangkat sebagai komunitas seni yang bernaung di kampus ini. Namun seiring waktu berjalan, terhitung tahun 2000 Lingkar mencoba berbenah untuk sistem keorganisasiannya.

Alhasil Lingkar menjadi Unit Aktivitas (Unitas), selain itu juga terlahir moto Lingkar “ SAYANG TAK ADA KATA- KATA BILA BISU JIWA SENIMU” oleh Nur Hadi. Yang berarti tidak ada alasan bagi siapa saja untuk tidak mengekspresikan diri lewat seni. Logo Lingkar juga tercetus saat itu didesain oleh Koko, yang bergambar bunga teratai dengan delapan kelopak dan didalamnya terdapat gambar pusaran air dan bertuliskan Teater Lingkar STIKOSA- AWS yang berarti bunga teratai dengan delapan kelopak menandai tanggal berdirinya organisasi teater ini pada 8 Agustus 1997. Sedangkan lingkaran pusaran air ditengahnya menggambarkan proses Teater Lingkar yang menuju pendewasaan berkesenian, yang tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun dalam berproses. Teater Lingkar berusaha menyebarkan dan terus berapresiasi di bidang seni melalui delapan arah mata angin yang juga dilambangkan dengan kedelapan kelopak bunga teratai, warna hitam menandakan keseriusan berkesenian, sedangkan latar putih melambangkan kejujuran dan keikhlasan dalam berkarya.

November 2006 Kupu- Kupu Emas pun terlahir sebagai angkatan kesembilan Lingkar yang diharapkan nantinya kupu- kupu yang telah melalui tahap metamorfosa dari kepompong ini akan menjadi sesuatu yang berharga seperti emas dan membawa masa keemasan untuk Lingkar berupa bulletin bulanan di penghujung 2006.

Di awal 2007, perlahan evolusi terus berjalan seiring berjalannya putaran roda waktu semoga membawa Lingkar menjadi lebih baik. Karena ibarat membangun konstruksi bangunan sepuluh tingkat, Lingkar baru dapat menyelesaikan dasar sebagi pondasi untuk membuat bangunan sepuluh tingkat agar dapat berdiri kokoh nantinya.

Sumber: Website Teater Lingkar

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *