Sanggar Suara Perempuan: Suarakan Keprihatinan Perempuan Timor

Sanggar Suara Perempuan (SSP) lahir dari sebuah keprihatinan atas realita dimana dalam masyarakat masih banyak terjadi ketidak adilan yang didasarkan pada jenis kelamin atau yang disebut ketidakadilan gender. Perempuan mengalami diskriminasi atau perbedaan perlakuan dalam banyak hal antara lain: aspek pendidikan, posisi dalam masyarakat, posisi di tempat kerja, akses terhadap teknologi, akses terhadap informasi, akses terhadap jenis usaha yang bernilai ekonomi, beban kerja yang berlebihan, berbagai bentuk stereotype yang merugikan dan lain-lain termasuk persoalan kekerasan terhadap perempuan yang semakin meningkat dari hari ke hari, mulai dari kekerasan fisik, mental/psikologis dan ekonomi. Hal ini terjadi karena masih sangat kuatnya budaya patriarkhi dalam masyarakat. Di samping itu tingkat pemahaman dan kesadaran yang terbatas dari berbagai pihak sehingga lahir berbagai perilaku yang melemahkan pihak lain dalam hal ini perempuan. Karena itu kesadaran perlu di tumbuhkan baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, institusi agama dan negara dalam berbagai level, dalam rangka memperjuangkan sistem yang adil gender.

Keadaan ini yang menjadi keprihatinan dan kepedulian SSP untuk mewujudkan pola relasi perempuan dan laki-laki yang adil untuk menciptakan sikap dan perilaku yang demokratis tanpa kekerasan serta kesadaran dan kemauan baik dari perempuan maupun laki-laki untuk berjuang bersama demi adanya pengakuan akan hak-hak perempuan melalui berbagai upaya dalam semua aspek kehidupan.

SSP lahir atas prakarsa beberapa aktivis perempuan NTT pada tahun 1992 dan berbadan hukum pada Juli 1996, dengan dukungan dari berbagai pihak/organisasi/individu yang mempunyai kepedulian yang sama terhadap persoalan yang dihadapi oleh perempuan dan anak.

Sumber: Sanggar Suara Perempuan

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *