Cabin Crew Community; Giat Laksanakan Kegiatan Kemanusiaan

Menjadi pramugari dan pramugara bisa dikatakan merupakan impian bagi banyak orang. Jalan-jalan ke penjuru dunia, bepergian mengunjungi tempat-tempat wisata yang menakjubkan, mengenakan baju seragam yang didesain perancang terkenal, dan tinggal di hotel yang mewah.
 
Selain itu, profesi awak kabin (cabin crew) itu sangat bergengsi sekaligus  membanggakan. Bekerja ditemani pemandangan indah di atas langit, tidak terikat rutinitas waktu kerja, tidak ada pekerjaan rumah untuk dibawa pulang, dan dibayar dengan gaji tinggi.
 
Akan tetapi di balik hal-hal yang bersifat prestise tersebut, beberapa cabin crew dari maskapai Garuda Indonesia, ternyata punya kepekaan terhadap hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Dibawah kordinasi seorang Pramugara bernama Reno, mereka sepakat membentuk Cabin Crew Community, fokus kegiatannya lebih banyak bersifat sosial.
 
Dipaparkan Reno, saat berkunjung ke kantor Makassar Terkini, komunitas ini sudah berjalan empat tahun, tapi baru 2016 ini disepakati memakai nama Cabin Crew Community. Ide untuk membuat kegiatan sosial bermula pada tiga tahun lalu, dimana para pramugari dan pramugara ingin melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi sesama manusia. Maka kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan anjangsana ke panti asuhan, dengan memberikan sejumlah donasi.
 
Selama tiga tahun para pramugari dan pramugara ini aktif memberikan donasi kepada panti asuhan. Bukan sekedar menyumbang, tapi juga menggelar berbagai macam kegiatan yang sifatnya menghibur para yatim piatu, dan orang-orang tidak mampu tersebut. “Apa yang kami lakukan ini tidak melihat latar belakang agama, suku dan ras. Semua dilakukan secara ikhlas, semata-mata ingin membantu meringankan beban hidup kaum yang berlum beruntung secara ekonomi,” ujar Reno.        
 
Tahun 2016 ini, pada Ramadan lalu, para anggota Cabin Crew Community merancang kegiatan kemanusiaan yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Ditemukanlah Kampung Savana. Tempat itu merupakan sebuah perkampungan dengan jumlah penduduk 420 orang, semuanya hidup di bawah garis kemiskinan. Rata-rata bekerja sebagai pemulung dan sopir becak motor (bentor).
 
Saat melakukan survey ke lokasi tersebut, jelas Reno, anggota mereka langsung prihatin, ada sebuah perkampungan yang lokasinya berdekatan dengan kompleks perumaham mewah, tapi hidupnya sangat tidak berkecukupan. Bahkan faslitas air bersih pun tidak ada.
 
Selama dua minggu, Cabin Crew Community mencari donator yang ingin terlibat pada kegiataan ini. Hanya dalam tempo dua minggu, para pramugara dan pramugari ini sudah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 81.888.000. Jumlah tersebut tidak serta merta diserahkan dalam bentuk uang tunai, tapi diberikan dalam bentuk penyediaan fasilitas yang dibutuhkan para warga Kampung Savana. Salah satunya membangun sumur air bersih.
 
“Ternyata para warga miskin tersebut sangat ramah. Tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya bahwa orang-orang di perkampungan kumuh kebanyakan kasar. Ternyata itu semua tidak benar. Yang membuat kami kagum, karena mereka tidak hidup dari meminta-minta. Semangat kerja keras mereka sangat  tinggi,” ucap Reno.      
 
Ke depan, Cabin Crew Community punya impian, anggota mereka bukan lagi hanya dari maskapai Garuda Indonesia. Tapi bisa merangkul para cabin crew dari maskapai penerbangan lain, untuk bersama-sama melakukan hal-hal yang bersifat kemanusiaan.
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *