Gedung bioskop di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, malam itu, tampak ramai dipenuhi puluhan orang. Sebagian dari kelompok ‘massa’ ini adalah anggota komunitas NontonJKT, yang malam itu sedang nonton bareng. Sambil menunggu film diputar, mereka menghabiskan waktu untuk berbincang, berfoto bersama atau sekedar menikmati camilan.
Menurut Didit salah satu penggiat NontonJKT, komunitas ini dibentuk sejak Maret 2014 lalu. Adalah Anest yang menggagas komunitas ini, setelah ia merasakan asyiknya nonton ramai-ramai. Ide Anest muncul, setelah merasakan serunya nonton bareng komunitas NontonYK di Yogyakarta, telah lahir terlebih dahulu. Lantas munculnya ide untuk nonton bareng film “The Raid: Brandals” yang saat itu baru saja dirilis. Di titik ini peserta nonton bareng hanya beberapa orang.
“NontonJKT sebenarnya dibuat atas keisengan Anest. Beberapa dari kita mungkin pernah mau nonton ke bioskop, tapi males sendirian. Gak punya pacar, gak ada temen, akhirnya ngurungin niat buat nonton di bioskop,” kata Didit mengawali cerita.
Saat nonton bareng kedua, dengan film “Captain Amerika” peserta makin banyak. Dan daftar peserta pun makin panjang pada acara nonton bareng setelahnya.
“Biasanya kita sounding di timeline. Mau nonton apa. Terus mereka yang tertarik, kirim biodata lengkap ke email kita. Setelah daftar, kita infoin harga tiketnya. Followers juga boleh ajuin mau nonton apa saja film yang menurut dia bagus, nanti kita adain nobarnya,” jelas Kasai, pegiat NontonJKT lainnya.
Untuk sistem pembayarannya, Kasai menjelaskan bahwa NontonJKT punya rekening sendiri. Tapi, kalai ada yang mau membayar di tempat, bisa lebih dulu menghubungi dirinya.
“Jadi kita pastiin dia benar-benar dateng, tiket kita yang beliin dulu, baru bayar ditempat. Kalo gak, bisa transfer duluan,” ujarnya.
NontonJKT saat ini aktif melalui media sosial seperti Twitter dengan akun @NontonJKT, instagram maupun facebook.
Kegiatan yang mereka lakukan adalah nonton bareng dengan tema yang berbeda-beda. Seperti ‘Sunday Movie Marathon” yang dilalukan bersama-sama, menonton lebih dari satu film di hari Minggu.
Adapula ‘Kamis ke Bioskop’, seperti namanya, kegiatan nonton bareng diadakan pada Kamis malam.
Kekompakan komunitas ini rupanya mengundang ketertarikan dari beberapa pembuat film maupun pemilik studio. Tak heran jika NontonJKT cukup sering diajak bekerjasama dan diundang dalam premiere film-film Indonesia untuk nonton bareng. Mereka bekerjasama untuk ikut mempromosikan dan mendukung film nasional.
“Semua jenis film kita tonton, dari mulai horror, drama, comedy, action, kartun, film Indonesia, Barat, Jepang, Korea, Thailand, semuanya gak ada batesan. Jadi mana yang mau ditonton dan direkomen paling banyak sm followers kita buatin nobarnya,” kata Didit lagi.
Saat ini, NontonJKT sedang merancang program tambahan yang bisa mengikutsertakan semua anggotanya. Seperti mendiskusikan film yang telah mereka tonton bersama-sama. Karena menurut Didit, hingga sekarang, kegiatan itu masih dilakukan oleh anggota yang aktif saja, dan belum rutin diadakan.
“Hingga kini, anggota aktifnya sih sekitar 50 orangan yang suka ikut nonton bareng. Sementara followers sudah 1000an. Kita harap sih, yang ikutan nonton bisa lebih banyak, sampai menuhin satu teater,” kata Kasai.
Ia menambahkan anggota komunitas NontonJKT datang dari berbagai latar belakang usia dan profesi. Para anggota ini biasanya mau gabung karena mau punya teman atau kenalan baru.
“Kalau bisa nonton bareng-bareng kenapa harus nonton sendirian? Kita bisa punya teman baru di sini, nambah teman, kan asik dibandingin harus sendirian,” tambah Kasai, yang juga seorang penggiat NontonJKT.
Kasai menimpali, banyak anggota NontonJKT yang akhirnya mendapatkan pasangan di sini. Awalnya, ujarnya, mereka mulai berkenalan, lalu request tempat duduk berdekatan sampai akhirnya ‘jadian’ karena nonton bareng NontonJKT.
Ke depannya akan semakin banyak orang yang biasanya nonton sendiri, mau bergabung NontonJKT untuk nonton bareng. Selain memiliki banyak teman baru, kita juga bisa mengapresiasi haisl kerja pembuat film dengan tidak menonton film bajakan.
“Intinya kami mau ngegerakin banyak orang untuk nonton ke bioskop. Arahnya biar orang gak nonton bajakan dan menghargai orang yang memproduksi,” ujar Kasai menutup perbincangan.
Sumber: Suara.com