Bertepatan dengan Hari Batik Nasional pada 2 Oktober kemarin, komunitas Batik Berbisik meresmikan gerai perdana mereka di kawasan Jakarta Selatan. Tepatnya di resto Jamuan Samudera, Jalan Prof. Joko Sutono nomor 21.
Di gerai ini dihadirkan beragam jenis kain batik dari berbagai daerah di Indonesia. Berbagai jenis batik cap, tulis maupun kombinasi tersedia dalam bentuk kain maupun produk baju.
“80 persen adalah memang kain, sementara sisanya berupa produk kerajinan tangan,” ujar Aidil Muchammad selaku founder Batik Berbisik, Ahad (2/10) kemarin.
Jenis batik cap yang ada juga beragam. Mulai dari cap canting, cap colet maupun cap cabutan. Jenis kain juga beraneka rupa. Dari bahan katun, dobi, kain bebi dan juga kain lurik.
“Para pecinta batik kini akan lebih mudah dalam mencari batik,” ujar Aidil.
Namun apa yang dihadirkan Batik Berbisik dikatakan Aidil bukan sekadar menjadi “display” bagi ragam batik khas berbagai daerah. Namun lebih dari itu, melestarikan batik sebagai salah satu identitas budaya Indonesia. Karena itu Aidil mengatakan, batik yang ada di “Batik Berbisik” murni hasil dari para perajin di daerah yang ditemui Batik Berbisik.
“Moto kita adalah jelajahi batik negeri. Ini adalah bentuk partisipasi kami dalam turut mewariskan budaya Indonesia,” ujar Aidil.
Aidil mengatakan, dari hasil terjun langsung pihaknya ke pengrajin batik di berbagai daerah Indonesia, ada dua hal yang membuat mereka sulit berkembang. Yakni adalah modal dan manajemen dalam pengembangan produk. Mulai dari penyajian dan pemasaran.
Karena itu Batik Berbisik dikatakan Aidil dalam gerakannya turut meningkatkan kualitas para perajin dengan konsep Social Entrepreneurship. Selaon pemberian model lunak untuk pengembangan usaha, juga pembinaan mental dan jiwa kewirausahaan melalui berbagai kegiatan sosial dan spiritual.
“Untuk technical skill mereka (perajin) sudah punya kapasitas dan kemampuan yang mumpuni. Tapi mereka kurang paham bagaimana cara menjual dan mengembangkan produk. Karena itu bersama Yayasan Cinta Amal kami bersinergi untuk memberikan pendampingan,” ujar Aidil.
Sumber: Republika