Blenkenk Fishing Pro; Dari Hobi Hingga Menorehkan Prestasi

Kepulauan Riau dengan 95 persen lautan merupakan surga bagi mereka yang menyukai memancing. Laut yang bersih dan tenang, beraneka ragam ikan serta kondisi alamnya menjadikan lautan Kepri seibarat surga pemancing.

“Penggila” memancing tidak hanya warga lokal saja. Bahkan, ada yang datang ke Kepri dari luar daerah di Indonesia, bahkan pemancing dari negeri tetangga. Sebut saja Malaysia atau Singapura. Mereka datang berkelompok menjelajah perairan di Kepri untuk menyalurkan hobi.

Berbicara kelompok pemancing, di Tanjungpinang juga terdapat banyak komunitas memancing. Salah satunya Blenkenk. Komunitas ini, seperti disampaikan Dino, terbentuk sejak tahun 2010. Pria bernama lengkap Dino Octoriono ini adalah Ketua Komunitas Blenkenk.

“Awalnya cuma mancing-mancing biasa saja. Cuma untuk ngisi waktu luang. Tapi lama-lama kok nagih. Jadi kecanduan,” kata Dino pertengahan pekan lalu.

Di awal terbentuk, anggota Blenkenk terbatas di kalangan tertentu, hanya sebatas orang-orang dekat yang merupakan kawan-kawan nongkrong ketika SMA.

“Istilahnya itu reunian sambil mancing. Cuma beberapa orang saja,” kata Doni lagi.

Tapi, seiring waktu, orang yang memutuskan bergabung jumlahnya bertambah. Sekarang anggota Blenkenk ada sekitar 18 orang.    Mengenai kenapa memilih nama Blenkenk, Doni menyebut jika perkumpulan mereka ingin garang ketika berada di laut. Sebagaimana diketahui Blenkenk (blengkeng) merupakan jenis ikan hiu belang atau juga dikenal dengan hiu tekik.

Berbagai kegiatan dilakukan dalam komunitas ini, mulai bertukar informasi mengenai peralatan pancing, hingga membahas lokasi yang akan dijadikan sebagai objek.

Dalam sebulan, Blenkenk bisa menghabiskan waktu 3 sampai 4 hari untuk memancing. Artinya, setiap akhir pekan bulan mereka akan berada di tengah laut. Beberapa tempat yang biasa dijadikan objek memancing di antaranya Teluk Bakau, Malang Rapat, Tanjung Berakit, Mapur. Bahkan, mereka juga pernah memancing hingga ke kawasan Pulau Seribu dan Karang Rompen yang berada di Johor Malaysia.

“Kami ada wacana mau mancing ke Raja Ampat. Sedang dibahas,” kata Dino lagi.

Jauhnya lokasi mancing yang tentu saja membutuhkan biaya relatif besar idealnya disebut Dino memang terkadang jadi masalah. Tapi, di Blenkenk, hal itu selama ini dapat teratasi dengan kebersamaan. Istilahnya ada sistem subsidi untuk setiap keberangkatan. Memancing di kawasan Kepri, setiap anggota bahu membahu menyumbangkan sesuai kemampuannya. Ada yang menyumbang biaya sampan, biaya umpan, atau perbekalan selama di laut. Sedang soal rencana memancing ke lokasi yang jauh, biasanya dilakukan dengan sistem pembiayaan angsur.

“Setelah biaya cukup, baru berangkat. Itu guna direncanakan sejak jauh hari,” sebut Dino.

Hebatnya lagi, komunitas ini memiliki satu sampan yang bisa dipergunakan untuk memancing kapan saja.

“Memancing bukan sebatas menarik ikan yang memakan umpan. Dengan memancing kita berkumpul dan sekaligus bisa menikmati kuasa Tuhan, menikmati indahnya alam,” kata Andi Lopak anggota Blenkenk lainnya.

Menurutnya juga, yang membuat tidak pernah jenuh memancing terletak pada tarikan.

“Kepuasan memancing itu pada terikan yg tidak pernah bisa dibeli. Ini bukan bicara soal ikan, tapi tarikannya tidak pernah bisa dibeli,” ujar Andi Lopak lagi.

Tak hanya memancing untuk melepas hobi, komunitas ini juga telah beberapa kali memenangkan berbagai festival memancing. Di antaranya Juara II Lingga Fishing Festival di Benan tahun 2012 dan Juara I Lingga Fishing Festival 2014 yang dilaksanakan di perairan Penaah belum lama ini. Juara I diperoleh tim Blenkenk setelah Andi Lopak berhasil mendapatkan ikan barakuda seberat 60,4 kg.

Sumber: Tanjungpinang Pos

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *