Forum Komunitas Peduli Lingkungan se-Tabagsel Gelar Diskusi & Pemutaran Film Dokumenter Bersama Alain Compost

Forum Komunitas Peduli Lingkungan se Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), Sabtu (15/10), menggelar diskusi dan pemutaran film dokumenter bersama Alain Compost, aktivis lingkungan asal Prancis, di Ruang Seminar UMTS.

Pria  yang  kini berusia 63 tahun itu tiba di Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan Zero Motorcycles DS (Dual Sport) setelah memulai perjalanannya pada bulan Juni 2016. Hasil karyanya rencananya akan disiarkan oleh National Geographic. Dengan Tema perjalanannya “40 Wild Years in Indonesia”.

“Ini memperingati 40 tahun saya tinggal dan bekerja di Indonesia, saya berencana untuk meninjau kembali masyarakat, cagar alam, pertanian dan  perikanan dan  juga  apa  yang   tersisa dari hutan tropis yang  menjadi bagian penting dari kehidupan profesional dan pribadi saya,” ungkap Alain saat memperkenalkan dirinya pada Forum Komunitas Lingkungan  se-Tabagsel, sebagai inisiator kegiatan tanpa perencanaan yang utuh sebelumnya.

Diskusi dan pemutaran film dokumenter karya Alain Compost setelah adanya  informasi, Alain melakukan perjalananya melintasi Sumatera Utara khususnya Tapanuli Selatan dan Kota   Padangsidimpuan. “Nah berawal dari sinilah inisiasi dilakukan untuk tercapainya kegiatan,” kata Andika Daulay, salah seorang panitia.

Dengan berbekal Swadaya KPA Mata ALAM, Ratabumi, Ursa Cloth Sidimpuan, Kompel UMTS, Dandelion Exploration, KNPI Kota Psp. “Kemudian LMP Psp, PPLHI   Psp, DIVA Tabagsel dan Khas Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan dilaksanakannya diskusi dan pemutaran film keanekaragaman hayati, baik flora dan fauna di Indonesia,” turur Andika Daulay didampingi Kiki Lubis, Adi Surya Taufik, Oldi Sotumorang, Ibra dan Eri Lintang mewakilli lembaga yang bernaung dalam FKPL.

“Kita mencoba menawarkan kegiatan seperti hal yang dilakukan oleh Alain Compost sebelumnya. Atas kesepakatan bersama, Alhamdulillah kegiatan terlaksana pada Sabtu 15 Oktober 2016, di ruang Seminar Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Tidak ada persiapan matang, namun berkat kerja sama kegiatan bisa dilaksanakan. Terima kasih   kepada Abang kami Khoiruddin Nasution SE MSP selaku senior dan pembina kami, Alain Compost selaku pemateri kegiatan dan tidak lupa kepada seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat yang berkesempatan hadir dalam kegiatan. Kami berharap apa yang kita dapatkan hari ini menjadi manfaat bagi kita semua khususnya menjaga dan melestarikan sisa alam dan lingkungannya. Salam lestari,” terang pecinta lingkungan itu.

Ada beberapa film yang sempat diputar tentang flora dan fauna di Indonesia dan menjadi bahan diskusi dalam  mengisi  kegiatan.  Yang  menambah semangat  para peserta, satu demi satu pertanyaan lahir menuju Alain.

Alain menjelaskan tujuannya melakukan perjalanan panjang ini, adalah sebagai pengingat bahwa dirinya telah melewati 40 tahun berada di Indonesia dalam hal konservasi dan fotografi alam Indonesia.

“Dan di ujung karir saya ingin melakukan sesuatu dan apa yang saya lakukan tidak lain dengan bertemu dengan masyarakat dan mencoba membangkitkan semangat untuk melestarikan sisa alam Indonesia. Dilihat dari sekarang, tahun demi tahun kualitas lingkungan, keanekaragaman Hayati yang sangat unik di negeri ini sangat merosot, dan saya pikir tanpa kesadaran semua pihak itu berapa tahun ke depan akan hancur total. Jadi sebelum saya meninggalkan bumi ini, saya ingin lihat di Indonesia betul-betul ada satu upaya serius untuk melestarikan sisa alamnya,” ungkapnya mengaku terkesan melihat antusias anak muda yang turut berpatisipasi dalam kegiatan itu.

“Sayangnya belum bisa memberikan arah yang jelas terkait apa yang mereka harus lakukan, dan menurut saya itu kembali ke individu dan organisasi masing-masing untuk berbuat dan menjaga lingkungannya,” tuturnya, dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan bersama antar lembaga dalam menjaga alam dan lingkungan.

Sumber: Metro TABAGSEL

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *