Sobat IT, suatu ketika penulis ingin melakukan upgrade sistem operasi di laptop yang penulis gunakan. Pada awalnya laptop tersebut menggunakan Windows 7 64 Bit, kemudian penulis ingin mengupgrade Windows yang digunakan menjadi Windows 8.1 64 Bit. Singkat cerita, proses instalasi pun berjalan. Namun, sampai pada langkah memilih partisi, muncul pesan error seperti ini, “Windows cannot be installed on this disk. The selected disk has an MBR partition table. On EFI systems, Windows can only installed on GPT disks.” Intinya, Windows 8.1 tidak bisa diinstall pada harddisk MBR, tetapi harus diinstall di harddisk GPT.
Tentu saja sobat bisa menebak apa yang penulis rasakan saat itu. Yaps, panik setengah mati! Otomatis di laptop penulis saat itu tidak ada sistem operasi yang terpasang. Akhirnya penulis langsung berpindah ke PC dan berselancar di Google untuk mencari solusi dari permasalahan ini. Nah, dalam tulisan kali ini penulis ingin berbagi mengenai pemecahan masalah tersebut.
Hal pertama yang harus sobat pahami adalah, “Apa itu MBR dan GPT?”
Dalam dunia komputer, ada dua macam arsitektur partisi harddisk yang dikenal, yaitu MBR (Master Boot Record) dan GPT (GUID Partition Table). Perbedaan kedua arsitektur partisi tersebut terletak pada pemetaan sector harddisk secara cylinder-head-sector (CHS) ke dalam Logical block addressing (LBA).
MBR mendukung maksimal 4 partisi (3 partisi primer dan 1 partisi extended) dengan ukuran partisi sebesar 2 TB.
Pada perkembangannya, jumlah dan ukuran partisi yang sedemikian rupa dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan para pengguna komputer. Kemudian dikembangkanlah GPT yang mampu mendukung ukuran partisi lebih dari 2 TB. Jumlah partisi yang ditawarkan GPT pun lebih banyak, yaitu 128 partisi. GPT membutuhkan 1 partisi untuk Cakram dinamis dan 1 partisi untuk EFI-boot. Dengan demikian, skema partisi GPT lebih handal dalam masalah jumlah dan ukuran partisi.
Sekarang mari kita kembali ke permasalahan utama. Komputer dengan sistem operasi Windows XP atau Windows 7 harus menggunakan skema partisi MBR, sedangkan untuk Windows 8 ke atas (terutama untuk 64 bit) harus menggunakan skema partisi GPT. Kesimpulannya, jika komputer kita menggunakan Windows 7, kemudian ingin upgrade ke Windows 8.1 64 Bit, kita harus mengkonversi skema partisi harddisk yang kita gunakan dari MBR ke GPT. Begitu juga sebaliknya, apabila kita menggunakan Windows 8.1 64 bit dan ingin beralih ke Windows 7, kita harus mengkonversi skema partisi harddisk dari GPT ke MBR.
Ada beberapa cara untuk mengkonversi skema partisi harddisk. Cara pertama adalah dengan perintah Command Prompt ketika proses instalasi Windows (sebelum klik tombol Install Now). Penulis tidak menyarankan menggunakan cara ini karena mengandung risiko yang cukup fatal, yaitu data-data yang ada di harddisk akan hilang semua.
Cara kedua adalah dengan bantuan software pihak ketiga, dan cara ini jauh lebih aman karena data-data yang ada di dalam harddisk tidak akan hilang. Untuk mengkonversi skema partisi harddisk, penulis biasanya menggunakan MiniTool Partition Wizard Bootable CD.
Untuk mengkonversi skema partisi dari MBR ke GPT atau sebaliknya, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
PENTING!
Bagi para tunanetra, untuk melakukan langkah-langkah berikut ini harus dibantu oleh orang awas karena MiniTool Partition Wizard Bootable CD tidak bisa menggunakan screen reader.
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, sobat sudah berhasil mengkonversi skema harddisk yang ada di komputer sobat. Kini sobat bisa menginstall sistem operasi yang sobat inginkan.
Sumber: IT Center For The Blind
Gambar: Blogspot