Lentera Nusantara; Menjadi Cahaya Bagi Pihak-Pihak Yang Membutuhkan

SALING berbagi kepada pihak yang membutuhkan adalah kegiatan mulia. Kebaikan yang diberikan kepada orang yang membutuhkan secara tulus ikhlas tanpa pamrih ini, ibarat sebuah lampu penerang di dalam kegelapan yang dapat membangkitkan semangat.

Keinginan untuk dapat menjadi sebuah penerang kegelapan layaknya lentera inilah yang menginspirasi terbentuknya sebuah komunitas bernama Lentera Nusantara. Sebuah komunitas pemuda di Kota Semarang yang berfokus pada bidang sosial pendidikan yang siap menjadi cahaya bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Wakil Ketua Komunitas Lentera Nusantara, Rifaul Qulub, mengatakan, komunitas yang dibentuk fokus pada pembuatan perpustakaan umum. Pihaknya menghimpun buku-buku bekas maupun baru dari berbagai kalangan masyarakat, kemudian berkoordinasi dengan komunitas sosial lainnya membuat sebuah perpustakaan.

Komunitas yang terbentuk sejak 19 Oktober 2012 ini juga kerap disingkat Komunitas Lensa agar mudah disebut. Nama komunitas ini memiliki filosofi yang menarik. Selayaknya lentera yang berarti memberikan cahaya di kegelapan, Komunitas Lensa juga ingin memiliki makna sebagai komunitas yang dapat memberikan cahaya bagi pihak-pihak kurang mampu di seluruh nusantara, khususnya dalam dunia pendidikan.

”Di dunia pendidikan itu banyak hal belum kita tahu. Hal ini seperti teori gunung es, kadang kalau dari atas terlihat cuma kecil saja. Padahal di dalam dasar laut itu terdapat banyak gumpalan es yang lebih besar. Itu yang kita lihat. Kadang teman-teman di pendidikan mungkin secara formal sudah berjalan, tapi di luar sana masih banyak anak-anak kurang mampu lainnya yang masih butuh bantuan,” papar Rifaul.

Komunitas ini sudah mendirikan beberapa perpustakaan yang tersebar di berbagai wilayah Semarang dan beberapa kota di Indonesia. Seperti di basecamp Indoshelter Semarang yang berlokasi di dekat Pasar Kambing Semarang, Banyumas Mengajar, Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Nurul Quran Demak, Sahabat Tenggang di Kaligawe Semarang, Rumpin Bangjo di Johar Semarang, serta rencananya akan segera membuat perpustakaan di daerah pesisir pantai di Rembang.

Dikatakan, Komunitas Lensa didirikan oleh 5 orang, yang saat itu masih berstatus mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip). Awal terbentuk, mereka mengajak teman-teman lainnya untuk bersama-sama menyumbang buku. ”Awalnya kita melakukan hal yang simpel dengan menyumbangkan buku saja, lalu seterusnya kami bersemangat untuk berbagi ilmu dan sharing ke lingkungan kampus, ke teman-teman kos, dan sebagainya,” cerita Rifaul.

Berkat kerja keras dan semangat teman-teman tersebut, komunitas yang mengusung tagline ’Donasi Bukumu Gerbang Masa Depan Mereka’ ini dapat mengumpulkan hampir 1.000 buku pada saat pertama melakukan launching komunitas di basecamp Indoshelter Semarang tiga tahun lalu.

Kesuksesan komunitas Lensa tersebut tak luput dari banyak support dari teman-teman komunitas lain. ”Kita dapat support dari banyak teman-teman komunitas lainnya. Dari situ kita merasa masih punya tanggung jawab yang lebih. Mungkin ini memang kelihatannya acaranya sukses, tapi di balik ini kita punya tugas yang lebih besar lagi untuk membantu teman-teman yang membutuhkan di luar sana,” papar Rifaul.

Sumber: Radar Semarang

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *