Triana Rahmawati: Ajak Pemuda Bersedekah lewat Limbah Botol Plastik

Pernahkah terpikirkan oleh kita, sampah yang dianggap mengganggu itu ternyata bisa jadi sumber kebahagiaan buat orang lain? Oh, pasti pernah, namun apakah kita kemudian mengambil langkah nyata untuk mewujudkan kebahagian orang lain tersebut? Hmm, rasanya belum tentu.

Tapi tidak dengan Triana Rahmawati, perempuan kelahiran tahun 1992 ini adalah salah satu pemuda yang berani mewujudkan kebahagiaan orang-orang disekitarnya tersebut lewat gerakan limbah botol plastik yang diciptakan olehnya di kota Solo, Jawa Tengah, yang ia beri nama ‘Sedekah Botol’. Gerakan ini memanfaatkan limbah plastik untuk bersedekah kepada orang yang membutuhkan.

Gerakan yang ia bentuk pada 2014, saat ia duduk di bangku kuliah ini diawali dari kegelisahannya melihat permasalahan limbah botol plastik yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan seminar di kampusnya. Ia menyayangkan, botol-botol ini nantinya hanya akan berakhir di tong sampah dan tinggal menunggu dipungut oleh pemulung. Padahal dengan sedikit kesadaran untuk memilah dan  mengumpulkannya sampah ini, kebahagian orang lain bisa tercipta. Dan bagi Tria—begitu ia biasa dipanggil, sampah tak melulu berbicara soal masalah lingkungan hidup, tetapi juga masalah sosial atau masalah orang-orang yang ada dibaliknya, mulai dari manfaatnya untuk orang lain dan juga kebiasaan masyarakat untuk memperlakukan sampah itu.

“Aku kumpulkan sampahnya, sampah botol plastik terutama, lalu aku berikan ke tukang bersih-bersih kampus. Di situ aku melihat, betapa bahagianya bapak itu diberikan botol bekas. Dan kemudian dari situ pula aku belajar bahwa betapa dari hal yang sangat sederhana bahkan mengganggu seperti sampah bisa membahagiakan orang lain. Bukankah itu juga bagian dari sedekah?” ujar perempuan kelahiran Palembang, Sumatera Selatan ini.

Kegelisahannya tadi ia juga tuangkan ke dalam tulisan. Dan tak ia sangka, tulisan yang ia buat ini ternyata menggugah banyak orang untuk ikut bersamanya dan gerakannya menebar manfaat dengan mengumpulkan sampah dan limbah botol plastik untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan.

Gerakan yang juga memberikan edukasi kepada masyarakat soal mengelola sampah botol plastik ini pernah dibawa hingga ke negeri Jepang. Kala itu Tria dan kawan-kawan mengusulkan gerakan ini beserta hasil risetnya ke sebuah perhelatan HISAS atau Hokkaido Indonesian Student Association Scientific, sebuah pertemuan mahasiswa Hokkaido, Jepang dan Indonesia. Dalam pertemuan ini Tria mendapat apresiasi setelah mempresentasikan gerakannya.

Tambahnya, “Dalam kegiatan ini aku dan teman-teman juga mendapat banyak masukan untuk mengembangkan gerakan ini supaya jadi lebih berdampak buat orang lain dan berkelanjutan.”

Mendirikan gerakan ini Tria mengatakan ada kepuasan tersendiri baginya melihat orang-orang yang ada disekitarnya merasa senang dan terbantu dengan apa yang dilakukan. Tak hanya itu, lewat kepuasan berbagi itu juga Tria makin semangat untuk mengajak anak muda lainnya untuk ikut bersamanya menebar manfaat lewat ‘Sedekah Botol’ dan terus menghasilkan ide-ide baru yang lebih bermanfaat untuk orang lain.

“Lewat gerakan ini juga aku jadi punya kesadaran bahwa disekitar kita masih banyak sekali masalah sosial yang mesti diselesaikan,” tambah anak ketiga dari empat bersaudara ini.

Tak mau berpuas diri, untuk memperluas dampak dari gerakan Sedekah Botol, saat ini Tria dan kawan kawan sedang melakukan riset dan uji coba program.

“Ada masukan dari teman bahwa gerakan ini jangan sampai hanya jadi media membantu pemulung menghasilkan uang saja atau malah mengambil lapangan pekerjaan pemulung, tetapi harus lebih dari itu,” ujar mahasiswa ilmu sosiologi di Fisip UNS ini.

Kedepannya ‘Sedekah Botol’ akan melakukan serangkaian program baru, mulai dari program kesehatan masyarakat prasejahtera hingga program menanam tanaman dengan media botol plastik. Dalam program kesehatan, gerakan ini akan menyediakan jasa dokter bagi pemulung.

“Nanti untuk biaya pengobatannya, pemulung bisa membayarnya dengan limbah botol plastik tersebut,” tutup perempuan yang bercita-cita jadi seorang dosen ini.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *