Raden Rino Agus Saputra: Beri Jalan Mudah untuk Para Pelancong lewat ‘Jalan Bareng’

Merasa perlu keluar sebentar melepas penat dari rutinitas kantor yang membosankan, Rino dan kedua temannya Irfan Widya dan Suharyanto,  memutuskan untuk gantung dasi dan angkat ransel ke Gunung Bromo. Rutenya adalah Jakarta, Yogyakarta, Malang, dan kemudian ditutup dengan pendakian ke gunung yang terkenal dengan pasir berbisiknya itu. Pokoknya mereka  sudah susun apik rencana perjalanan itu.

Cuti sudah dikantongi ketiganya, tujuan juga sudah ditetapkan, namun mereka belum bisa langsung berangkat. Mengapa? Mahalnya biaya pemandu perjalanan, dan kurangnya informasi rute transportasi menghadang langkah mereka. Tak hilang akal, untuk mensiasati biaya perjalanan dan menggali info soal informasi rute transportasi, Rino dan kawan-kawan memasang undangan bersahabat di laman Facebooknya. Disana tertulis, barangsiapa yang ingin ikut bepergian ke rute yang sama, boleh ikut bersama mereka, bepergian ala backpackers.

Tak disangka, undangan itu menuai respon dari banyak anak muda. Tak hanya permintaan untuk ikut bepergian, bahkan ada yang menyuguhkan kenalan atau relasi-relasinya yang ada di daerah yang mereka tuju. Singkat cerita, pada akhirnya, misi mereka berhasil, puncak Gunung Bromo berhasil mereka pijak.

Ya. Itulah sepenggal kisah pendirian komunitas ‘Jalan Bareng Indonesia’ yang dikisahkan Raden Rino Agus Saputra lewat perbincangan sore itu di ujung telepon. Komunitas in dibentuk dengan tujuan memudahkan para pelancong menemukan relasi di tempat yang mereka tuju. Diatas puncak Bromo, diakhir perjalanan mereka, komunitas ini resmi didirikan, tepatnya 27 Desember 2013.

Suka Bepergian Sejak SMP

Jika menilik masa lalu, sejak duduk di bangku SMP, kaki Rino sudah pergi kemana-mana. Katanya ia biasa naik gunung kala itu. Pada saat duduk di bangku SMA juga. Akan tetapi saat duduk di bangku perkuliahan, Rino harus menekan hasratnya untuk bepergian jauh, pasalnya ia harus membantu kedua orang tuanya membiayai biaya pendidikannya. Alhasil, kerinduan yang begitu lama tertekan, ditumpahkan Rino saat sudah lulus dan bekerja di perusahaan perbankan.

“Setelah lepas dari orang tua, kini saya bisa bepergian lagi. Mau naik gunung lagi. Pokoknya ingin kemanapun yang jauh dan lama,” tambah pria kelahiran tahun 80an ini.

Entah keberuntungan atau bukan, Rino yang berprofesi sebagai Training Organizer di salah satu perusahaan perbankan ini sering ditugaskan ke luar kota dalam jangka waktu yang cenderung lama. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Rino kerap kali mengambil cuti saat berada di daerah tempat ia bertugas. Disana ia tinggal menghubungi anggota komunitasnya untuk mengajaknya berkeliling.

“bahkan pernah saya di luar kota. Saya pakai baju komunitas yang ‘ngejreng’ itu. Tak lama ada orang asing menghampiri saya, dan mengenal saya. Katanya ia juga anggota Jalan Bareng. Lalu saya diajak keliling kotanya,” cerita Rino sambil tertawa kecil.

Bukan Sekedar Jalan-jalan

Pendirian komunitas yang sudah meraup 400 anggota dari sejumlah daerah di Indonesia ini diakui Rino, tak pernah menyulitkannya. Membagi waktu untuk mengurusnya, Rino juga tak kewalahan. Tak ada tantangan berarti yang ia temui. Malah anak pertama dari empat bersaudara ini mengaku, banyak pelajaran berharga yang ia dapat dan bagikan ke banyak orang. Selain punya relasi di banyak tempat dan akses atau kemudahan saat bepergian, komunitas ini juga bisa jadi pengetuk hati orang yang ada didalamnya untuk berbagi kepada orang lain.

Jelas Rino, “komunitas ini mengajak anggotanya dan orang-orang disekitar untuk lebih peka dengan lingkungan sekitar. Dengan hal sederhana namun bersama-sama, kebahagiaan bisa tercipta. Contohnya waktu itu, kita patungan membiayayi biaya rekreasi anak-anak prasejahtera. Kita sewa bus waktu itu. Syukurlah itu menghibur mereka.”

Tiga tahun berjalan, Rino dan anggota komunitasnya ini telah melakukan sejumlah perjalanan bersama ke beberapa tempat di Indonesia, seperti Gunung Rinjani, Gili Trawangan, dan KM O Pulau Weh. Sistem yang ditetapkan komunitas ini adalah patungan biaya perjalanan dan pemungutan uang kas untuk biaya jaga-jaga selama perjalanan.

DOKUMENTASI: Raden Rino Agus Saputra

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *