Motret Makro dengan Pocket atau Ponsel? Ini Siasatnya!

Memotret makro menggunakan kamera pocket atau smartphone? Bisa saja. Namun perlu ketekunan dan konsep yang matang agar bisa mendapatkan gambar yang pas di hati.

“Dan jangan minder, peralatannya bisa diakali,” demikian disampaikan Iwan Riwandi atau kerap disapa Andi Jatayu.

“Macro adalah teknik fotografi yang menggunakan jarak fokus sangat dekat untuk mendapatkan detil dari obyeknya,” kata Andi di acara Ngobrol Santai tapi Seru (Ngobras).

Pria yang menekuni pemotretan makro ini pun memberikan banyak tips untuk mendapatkan foto makro, termasuk peralatan yang cocok untuk pocket atau smartphone. Serta dijamin cukup hemat bagi kantong.

Ia mencontohkan peralatan yang digunakan selama ini tidak selalu menggantungkan buatan pabrik. Lensa makro pun bisa diakali dan dibuat sendiri tanpa mengurangi kualitas gambar.

“Lensa saya ini dari kaca mata plus 3 ini yang saya beli di toko optik, dan saya minta pasangkan di ring yang saya bawa. Cuma Rp 50 ribu,” terang Andi di acara yang digelar komunitas PocketGraphy itu.

Begitupula untuk pencahayaan, dia memanfaatkan bekas kemasan shampo dan kain putih yang disulap menjadi difuser untuk melembutkan pencahayaan.

Dan tentang latar belakang, Andi memanfaatkan plastik kemasan bekas deterjen yang berwarna-warni. “Lensa tambahan bisa juga memanfaatkan pipa paralon atau tabung penggulung kertas. Lensanya bisa dari kaca pembesar atau lensa kacamata plus 3,” kata Andi.

Kegiatan yang digelar di Kantor Trans Media Biro Jawa Timur, Jl Opak 12, Surabaya, ini diikuti sekitar 25 orang penggemar fotografi dari kamera pocket dan smartphone.

Di antara mereka juga ada yang membawa satu set peralatan pabrikan. Dyah Pratiwi Hayu Lestari misalnya. Cewek macroholic ini memamerkan lensa-lensa khusus smartphone yang dibelinya dari toko.

“Kita tempel di lensa kamera kita sesuai kebutuhan saja. Murah tapi asyik kok,” katanya. Presiden PocketGraphy Nur Haryadi Santosa tak mau kalah. Kamera pocketnya dimodifikasi dengan lensa buatan dari lensa teropong plus difusernya.

“Saya buat sederhana dari kardus dan saya lekatkan di depan body kamera pocket. Mudah kok,” tambah Nur Haryadi Santosa. Setelah pemaparan tentang seluk beluk macro photography, peserta diajak untuk praktik dengan model spider jump dan snail atau siput tanah yang berukuran kecil.

Bagi Andi Jatayu, makro diklasifikasi menjadi lima jenis. Makro natural, konsep, art, ekstrim dan still life.“Tapi semua terserah ke selera masing-masing,” kata Andi di sela-sela praktik.

Sumber: Detik INET

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *