Komunitas Hunger Bank; Kumpulkan Sisa Makanan dari Hotel Lalu Berikan Pada yang Membutuhkan

sumber foto : tribunnews.com

sumber foto : tribunnews.com

Dewasa ini disetiap negara tak terkecuali di Indonesia jutaan ton limbah makanan terbuang setiap harinya. Padahal tentu saja selain mencemari lingkungan jika tidak ditanggulangi dengan benar, limbah makanan ini sebenarnya dapat diolah dengan baik sehaingga membantu jutaan orang yang membutuhkannya. Menurut data Badan Pangan dan Pertanian PBB, setidaknya 30 persen dari makanan yang diproduksi di seluruh dunia terbuang sia-sia setiap tahunnya.
Banyak orang yang acuh tak acuh terhadap makanan, tak jarang setiap sarapan, makan siang, hingga makan malam banyak makanan yang tersisa dan masih layak makan yang dibuang secara sia-sia. Akan tetapi, tak semuanya demikian salah satunya seperti komunitas Hunger Bank yang ada di Bandung. Hunger Bank adalah sebuah komunitas yang memfokuskan kepada pemanfaatan makanan sisa baik itu dari restoran, hotel, dan yang lainnya yang masih layak makan untuk disalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Falencia Chrisshanti Naoenz (22), alumnus Universitas Parahiangan Bandung sekaligus salah satu pendiri komunitas Hunger Bank ini menjelaskan bahwa komunitasnya ini sudah berdiri sejak enam bulan yang lalu berawal dari keikut sertaan dirinya di konferensi internasional yang berhubungan dengan limbah sampah serta melihat beberapa keadaan yang memprihatinkan dibeberapa TPA di Bandung.
“Ide awalnya waktu itu saya dan beberapa teman saya perhatian lebih terhadap limbah, apalagi setelah mengikuti salah satu konferensi internasional tentang limbah makanan sisa, salah satu kunjungannya ke TPA Sarimukti di Jawa Barat, sampahnya udah seperti gunung dan kondisinya sangat memprihatinkan,” ujarnya saat ditemui disalah satu kafe di Bandung.
Dirinya menjelaskan bahwa komunitas ini bertujuan untuk mengurangi limbah sampah yang jumlahnya dari waktu ke waktu semakin meningkat serta tentunya untuk bisa membantu orang-orang yang sangat membutuhkan uluran tangan khususnya yang kekurangan dalam segi makanan.
“Terdapat dua hal pokok yang menjadi tujuan berdirinya komunitas Hunger Bank ini. Pertama untuk mengurangi volume limbah sampah khususnya makanan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu serta memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan makanan,” ungkapnya.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh komunitas Hunger Bank ini adalah mengedukasi masyarakat menghentikan kebiasaan dalam membuang-buang makanan, mencari donatur untuk penyedia makanan, hingga pada akhirnya adalah membagikan makanan tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan.
“Kegiatan rutinnya adalah mengedukasi masyarakat agar menghentikan kebiasaanya membuang-buang makanan. Selain itu, mencari donatur penyedia makanan dan akhirnya adalah membagikan makanan tersebut kepada orang-orang yang membutuhkan,” katanya.
Target yang biasanya dijadikan sebagai penerima makanan adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan seperti orang yang tak memiliki tempat tinggal yang hanya tidur dipinggiran jalan atau yang mengais makanan dari tempat sampah.
“Biasanya yang menjadi terget untuk menerima makanan dari komunitas Hunger Bank adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan seperti yang tak memiliki tempat tinggal, kekurangan fisik, tinggal digerobak, dan yang mengais makanan dari tempat sampah,” jelasnya.
Hunger Bank biasanya mendapatkan makanan sisa yang masih layak makan dari restoran, hotel, atau acara-acara tertentu seperti acara kampus, reuni, dan yang lainnya. Akan tetapi, Falencia menjelaskan seringkali mendapatkan kendala saat hendak bekerja sama dengan beberapa restoran atau hotel karena banyak yang memiki kebijakan untuk tidak memberikan makanan sisa tersebut.
“Kendalanya paling saat hendak bekerja sama dengan restoran atau hotel karena banyak kebijakan-kebijakan gitu. Jadi kalau minta donasi ke hotel atau restoran biasanya terkendala aturan dari atasannya. Padahal mereka makanannya berlebih banyak sekali sebenarnya, daripada dibuang sayang sekali,” tambahnya.
Untuk daerah penyebaran makanan sudah banyak wilayah di Bandung yang dijadikan target untuk membagikan makanan misalnya seperti Kebon Jati, Kabon Kawung, Lengkong, Buah Batu, Astana Anyar, Bandung Utara. Bahkan penyeluran makanan ini pun sudah sampai ke Jakarta seperti Kwitang, Senen, Cikini, dan wilayah-wilayah kumuh seperti pinggiran rel kereta api. Dalam satu kali membagikan makanan bisa membawa hingga 60 porsi makanan.
“Penyaluran makanan kepada orang membutuhkan sudah kebanyak daerah di Bandung bahkan hingga Jakarta. Untuk satu kali membagikan makan biasanya membawa hingga 60 porsi makanan,” tuturnya
Hingga saat ini komunitas Hunger Bank ini sudah memiliki 15 anggota yang kebanyak merupakan mahasiswa. Falencia menjelaskan bahwa siapapun bisa bergabung dengan komunitas ini dengan mengirimkan permintaanya ke website yang sudah disediakan.
“Saat ini anggota dari komunitas Hunger Bank ini baru mencapai 15 orang. Sebenarnya siapapun bisa bergabung dan memang sedang dibutuhkan relawan sebanyak-banyak. Bisa mengirimkan permintaannya untuk bergabung ke thehungerbank.wixsite.com/ indonesia/volunteer,” ungkapnya.
Dirnya menjelaskan bahwa banyak pengalaman yang didapatkannya dari komunitas Hunger Bank ini salah satunya adalah Falancia dan rekan-rekannya saat ini jauh lebih menghargai makanan dan tak membuang-buang makanan tersebut dengan percuma. Falancia berharap dengan adanya komunitas Hunger Bank ini banyak orang-orang yang tersadar untuk tidak membuang-buang makanan, peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan, dan tentunya mengurangi limbah sampah yang sudah sangat banyak jumlahnya.
“Adanya Hunger Bank ini harapannya bisa menyadarkan banyak orang untuk menghentikan kebiasaanya membuang-buang makanan, peduli terhadap sesama, dan tentunya ikut mengurangi limbah makanan sisa yang sudah semakin banyak,” tutupnya.

sumber : tribunnews.com

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

3 Comments

  1. Fika nu says:

    Kapan di Jogja bisa show , kami juga menginginkan komunitas ni berada di kira2 yg banyak penduduk terutama banyak bangunan hotel , di Yogyakarta terutama pada 28 November 2017 kmrn tumpukan sampah makanan sangat banyak dan bahkan ketika hujan deras melanda menjadi tumpukan sampah menggunung… Kami ingin gabung dengan hunger bank apabila memang ada Chanel d Jogja … Thanks kak.
    Salam mahasiswa Jogja .

  2. Ajiikun says:

    Hunger Bank sudah ada loh di Yogyakarta dan sedang OPEN for Donation & Volunteer ☎ 089671406486 Coba dihubungi aja. Atau hubung 085647496768 (Riska) cek Instgramnya hungerbankjogja

  3. Singgih says:

    Mau gabung kak dan rencana mo bikin komunitas di banjarbaru kalimantan selatan…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *