Komunitas Harapan: Tempat Bermain dan Belajar Anak-Anak Kauman Semarang

Komunitas Harapan adalah sebuah komunitas sosial pendidikan di lingkungan Kelurahan Kauman Semarang yang mewadahi anak–anak usia sekolah (PAUD,TK,SD dan SMP) untuk melakukan berbagai kegiatan belajar dan bermain yang positif dan mendidik serta berbasis kekeluargaan. Komunitas ini dibentuk pertama kali oleh Agung Setia Budi atau yang akrab disapa Agung Wong, salah seorang warga Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman Semarang pada tanggal 2 Januari 2013. Pada tanggal tersebut kegiatan belajar dan bermain untuk pertama kalinya dimulai dan hanya diikuti belasan anak saja. Selama beberapa bulan setelah pembentukan, waktu dan content kegiatan yang dilakukan masih belum terkonsep karena masih dilakukan seorang diri oleh Agung Wong.

Beberapa bulan kemudian, sekitar pertengahan Juni 2013, turut bergabung bersamanya salah seorang mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi negeri di kota Semarang yaitu Pranamya Dewati yang kemudian bersama–sama merekontruksi ulang konsep kegiatan komunitas tersebut. Setelah direkontruksi dan pengajaran berjalan kurang lebih sebulan, bergabung lagi dua orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi swasta di kota Semarang bernama Ali Khafidin dan Muchlisn yang sumbangsihnya membuat Komunitas Harapan mengalami rekontruksi lagi untuk yang kedua kalinya. Selanjutnya, seiring berjalannya waktu dan bergabungnya beberapa Relawan Nekatz, sistem pengajaran di Komunitas Harapan terus mengalami rekonstruksi pengajaran menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dilapangan serta kebutuhan anak-anak ajarnya.

Latar belakang dibentuknya komunitas ini berangkat dari keprihatinan Agung Wong melihat kondisi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya di lingkungan RW.04 dan RW.05 Kelurahan Kauman. Kehidupan anak-anak yang tumbuh dan besar dilingkungan yang tidak sepenuhnya kondusif dalam membentuk mental dan kepribadian, menimbulkan kekhawatiran besar akan masa depan mereka. Apalagi lokasi kampung yang sangat dekat dengan Pasar Johar yang terkenal keras, dan kesibukan para orang tua dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, membuat orang tua sedikit lupa memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya sehingga anak-anak pun hidup lebih bebas tanpa adanya kontrol dan pengawasan. Hasilnya anak-anak pun sering melakukan tindakan yang kurang terpuji bahkan lepas kontrol karena mereka hidup mencontoh dari orang-orang disekitar lingkungan mereka yang mayoritas belum bisa memberikan contoh perilaku yang baik. Sehingga tidaklah heran kalau menjumpai anak-anak di kampung Sumeneban yang sudah fasih berbicara kasar dan saru.

Mirisnya anak-anak tidak menyadari apa yang mereka lakukan adalah perbuatan yang tidak terpuji karena menurut mereka itu adalah sesuatu yang biasa mereka lihat, dengar dan akhirnya mereka tirukan. Ironisnya, disisi lain banyak orang tua yang menyalahkan anak-anaknya sendiri atas kenakalan yang mereka lakukan, padahal dalam hal ini orang tua juga punya andil besar dalam membentuk karakter dan kepribadian anak-anak mereka. Anak-anak sangat butuh perhatian, kasih sayang, dan tuntunan untuk dijadikan tauladan sehingga mereka dapat tumbuh sebagai pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Dari sinilah Komunitas Harapan lahir sebagai wadah tempat bermain dan belajar untuk anak-anak agar mereka mendapatkan contoh pembelajaran tentang perilaku mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga diharapkan mereka bisa dan mampu menyaring sendiri perilaku mana yang layak ditiru dan tidak boleh ditiru berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka.

Dalam melaksanakan kegiatannnya, Komunitas Harapan menerapkan sistem memberikan kesempatan belajar secara berjenjang yakni kakak kelas memberikan arahan atau membantu adik kelasnya dalam kegiatan bermain dan belajar, sehingga sejak dini anak-anak timbul sikap saling menyayangi dan menghormati. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menuangkan ide, bermain, berkreasi, dan meningkatkan kepercayaan dirinya masing-masing.

Lalu kenapa dinamai Komunitas Harapan? HARAPAN adalah akronim dari hari-hari anak bermasa depan dan harapannya masa depan yang nanti mereka jalani sesuai dengan impian dan cita-cita yang sudah mereka gantungkan sejak masih anak-anak. Harapannya juga, anak-anak yang dididik oleh Komunitas Harapan menjadi anak-anak generasi masa depan yang sukses dan berhasil, bertanggung jawab, menjadi inspirasi bagi orang lain, serta bisa membuat bangga orang tua mereka masing-masing.

Sumber: Laman blog Komunitas Harapan

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *