Siapa yang tidak kenal dengan Gundam? Mecha dari Negeri Matahari Terbit itu merupakan salah satu Mecha yang sangat terkenal. Termasuk di Purwokerto. Bahkan ada komunitas khusus Gundam Purwokerto.
Berawal 1979, series ini terus berkembang hingga saat ini. Diawali Mobile Suit Gundam, hingga yang sedang tayang musim ini, Gundam Iron Blooded Orphans. Kesuksesan ini-pun melahirkan Gundam Plastic Model atau yang terkenal disebut dengan Gunpla pada 1980. Gundam Plastic Model yang juga disebut Mokit (Model Kit), merupakan miniatur dari Mecha dan karakter dari Seri Gundam. Dengan berbagai ukuran dan karakteristik masing-masing yang menarik, tidaklah memakan waktu lama untuk Gunpla atau Mokit ini diterima dan diminati oleh masyarakat luas.
Di Purwokerto, sebuah komunitas yang beranggotakan penggemar Gundam menamakan dirinya Mokit Banyumas. Komunitas ini merupakan kumpulan orang-orang yang menggemari model kits Gundam. Mokit Banyumas didirikan pada 2011 lalu yang digawangi sekelompok anak muda Purwokerto yang menyukai robot Gundam.
“Awalnya hanya beberapa orang saja. Kemudian kami bikin grup lewat Facebook, animo masyarakat yang juga penyuka Gundam jumlahnya banyak. Makin ke sini kemudian kita kumpulin yang sama-sama suka Gundam. Hingga akhirnya pada 2011 terbentuk Mokit Banyumas,” kata Yoshitake, salah satu pegiat dalam komunitas ini.
Sejak komunitas ini resmi terbentuk, mereka menjadi sering menggelar gathering. Di acara ini selain menjadi ajang berkumpul dan silaturahmi juga menjadi ajang diskusi antara sesama anggota komunitas. Komunitas ini juga sering mengadakan beragam acara. Biasanya mereka menggelar pameran untuk menampilkan koleksi-koleksi robot Gundam milik para anggota komunitas.”Biasanya kita show case di beberapa acara toys and hobbies fair. Di situ kita memajang koleksi model kits gundam dari anggota komunitas kita,” kata kata pemuda yang akrab disapa Yoshi ini.
Di komunitas ini, Gundam bukanlah sekadar mengoleksi robot. Lebih dari itu ada nilai kepuasan tersendiri yang dirasakan oleh mereka saat merangkai bagian-bagian menjadi sebuah robot. “Jadi ada Gundam yang dicustom lagi seperti dicat untuk beberapa detail bagiannya, sampai menyerupai bentuk aslinya. Nilai kepuasannya di situ,” kata Yoshi yang memiliki banyak koleksi robot Gundam.
Melalui komunitas ini juga sekaligus ingin mengubah persepsi masyarakat soal Gundam. Sebab selama ini Gundam masih diidentikkan sebagai mainan anak-anak. Padahal sebenarnya bukan. “Kalau dikategorikan itu model kits. Model kits itu satu miniatur yang dirangkai. Di sana juga ada beberapa tingkat kesulitannya dan itu enggak mungkin dimainkan oleh anak kecil. Jadi itu lebih ke barang hobi. Penggemarnya juga kebanyakan berumur 15 tahun ke atas. Apalagi ada yang sampai lebih fokus sampai ke tingkatan custom,” ujar Yoshi.
Menurutnya, di kota-kota besar seperti di Jakarta sudah kerap diadakan kompetisi Gundam, misalnya Gundam Built World Championship (GBWC) yang panitianya langsung dari Jepang. Setiap Negara diminta untuk mengirimkan perwakilannya untuk kemudian dinilai robot-robot yang memenuhi kriteria sebagai pemenang.
“Jadi sebelum ke Jepang diseleksi dulu di masing masing negara. Untuk Indonesia itu ada di Jakarta. Aspek yang akan dinilai tergantung dari kelasnya. Untuk standar itu dilihat kerapihannya. Kalau tingkat rakitan dan custom itu dilihat dari penambahan detail. Jadi intinya didandanin, robot yang kita rakit sebagus mungkin serealis mungkin, sampai orang lihat robot ini bukan mainan,” ungkapnya.
Namun sementara, Mokit Banyumas menurutnya belum ada yang mengikuti seleksi GBWC tersebut. “Mungkin nanti kedepannya semoga ada yang sampai ke tingkatan itu,” tuturnya.
Sumber: Indopos