Wildona Zumam: Semangat Majukan Pulau Madura lewat Dunia Literasi

“Saya prihatin dunia literasi di Pulau Madura ini belum digarap maksimal, padahal pulau ini punya potensi selain garamnya,” ujarnya.

Tak hanya berhenti pada kata prihatin, Wildona Zumam kemudian tergerak menciptakan gerakan literasi pemuda Madura dengan nama “Youth of Cliquers Book” atau yang disingkat dengan “Your B” pada 2015. Ia mulai gerakan ini dengan mengumpulkan para mahasiswa yang pandai menulis dan gemar membaca beberapa universitas di Madura. Hingga kini gerakan ini aktif mengadakan sederetan kegiatan, mulai dari resensi buku sastra Madura, bedah dan diskusi buku, hingga seminar-seminar literasi lainnya yang bermanfaat untuk anak muda pulau Madura.

Tak hanya menggali potensi kota lewat literasi, gerakan ini ia buat juga untuk memajukan pulau Madura dan memperkenalkannya ke kancah internasional, serta menghilangkan stereotip negatif yang berkembang tentang masyarakat kota garam ini.

Akan tetapi untuk mewujudkan keinginannya tak semudah membalikan tangan. Kata perempuan asli Malang ini, ia sempat terseok-seok menginisiasi gerakan ini di Madura, terutama soal penggunaan bahasa Inggris. Wildona mengaku, bahasa Inggris masih susah masuk ke kalangan masyarakat Madura, padahal hal ini merupakan cara untuk memperkenalkan Madura ke dunia.

Ia juga sering dihujani pertanyaan oleh masyarakat asli Madura. Banyak dari mereka yang bingung, kenapa seseorang yang bukan berasal dari sini turut campur megubah pulau Madura. Akan tetapi kedua tantangan ini bukan malah menjatuhkannya, melainkan semakin menantangnya memajukan literasi di Madura. Terbukti, setahun berjalan gerakan ini telah menyebar ke 4 kabupaten di Madura, seperti Pamekasan, Bangkalan, Sampang, dan Sumenep, hingga kota besar lain seperti Surabaya, Jawa Timur dan Pontianak, Kalimantan Barat.

Wildona memang bukan orang Madura, tapi ia punya tekad kuat memajukan dunia literasi pulau ini. Ia adalah orang asli Pemalang, Jawa Tengah, yang jadi tenaga pengajar mata kuliah bahasa Inggris di Universitas Madura sejak 2011, setelah sebelumnya mengabdi jadi tenaga pengajar di tanah Papua. Sejak kecil ia memang sudah lekat dengan dunia pendidikan dan literasi, lingkungan keluarganya bahkan mengarahkannya jadi seorang pengajar, pasalnya bagi Wildona dan keluarga, pendidikan dan dunia mengajar takkan membuat ilmu mati.

Lalu mengapa bahasa Inggris yang ia pilih? Kata Wildona, ini semua karena kedua kakaknya yang mengenyam pendidikan di luar negeri berkat beasiswa. Keduanya sering membawa buku berbahasa Inggris dari kampusnya, hal ini kemudian membuat Wildona kecil ketagihan membacanya hingga kini dan semangat menebarkan kecintaannya dengan dunia literasi, seperti menulis, membaca, dan melek bahasa kepada anak-anak muda Madura.

Saat ini Wildona menetap di Madura bersama suami dan ketiga anaknya. Ia aktif menggalang kegiatan kental literasi bersama gerakannya. Ia menaruh harapan untuk gerakannya agar dapat dikenal tak hanya di Madura, melainkan nasional. Ia juga berharap gerakannya ini dapat menjadi tangga bagi pulau Madura agar dikenal orang luar selain stereotip negatifnya, yakni lewat dunia literasi para pemudanya.

 

Dokumentasi: Wildona Zumam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *