Jember Crafter Community (JCC); Tak Pelit Ilmu, Gelar Arisan hingga Ajari Siswa di Sekolah

Pernghargaan terhadap kerajinan tangan memang masih minim di Indonesia. Disinlah Jember Crafter Community (JCC) ingin memperjuangkan penghargaan tinggi terhadap hasil buah tangan para perajin.

SIAPA pun tak akan tahan untuk mencoba berbagai jenis kue dadar gulung yang ada di nampan tersebut. Apalagi, dengan berbagai warna yang sangat memikat hati. Orang yang melihat akan tergiur dan ingin bisa mencicipinya. Dengan tambahan lelehan keju di sampingnya, penonton seakan ingin mencomotnya dan memakannya.

Tapi jangan salah. Siapa yang menyangka, jika makanan di dalam nampan itu ternyata bukanlah kue sungguhan. Kue itu ternyata ‘kue-kue-an’ yang terbuat dari kain atau sapu tangan. Sapu tangan itu memang di buat layaknya kue menarik mata.

Kue-kue ini adalah souvenir yang biasanya di buat untuk hantaran nikahan, sehingga terkesan unik. Kue itu adalah salah satu buah tangan dari para perajin di Jember sendiri, yang merupakan kreasi Jember Crafter Community (JCC).

Kopi Darat Tiga Bulan Sekali

Komunitas yang menaungi berbagai perajin di Jember ini bukan hanya untuk souvenir hantaran nikahan, namun juga berbagai kerajinan lain yang semua hasil buah tangan orang kreatif. Selain souvenir, juga berbagai produk lainnya pun di buat.

Seperti sulam pita, flanel, bros, batik, plastik dari tepung clay, kain perca dan kerajinan yang lainnya. Semua itu di kerjakan ileh JCC dalam beberapa waktu terakhir.

Komunitas ini terbentuk sekitar 2013 lalu saat Sulistyowati, pemilik Uli Craft Jember merasa prihatin saat melihat sejumlah kota lain ada komunitas untuk mewadahi perajin tangan. Sehingga dirinya bersama dengan enam anggitanya membentuk JCC itu.

Semula mereka membuat grup Facebook dengan nama JCC. Disanalah mulai ada sharing berbegai hal tentang kerajinan, terutama yang sedang booming di masyarakt. Komunitas ini pun mencoba berbagai ilmu agar tidak ketinggalan dengan tren kerajinan yang ada di masyarakat. “Lama kelamaan, di FB ini malah menjadi kayak lapak jualan. Padahal awalnya untuk berbagi ilmu,” ujar Dina Ayusfi Manggasari, pengurus JCC di bagian pemasaran ini.

Akhirnya kelompok ini pun melakukan sharing kepada para anggota yang ada di grup tersebut dan membuatnya menjadi grup tertutup. Jumlah anggota yang di anggap aktif dan memang perajin tangan ini pun jumlah nya hanya sekitar 15 orang saja. Sedangkan untuk grup jualan secara online ada sendiri dengan nama Lapak Jember Craf. Sehingga aktifitas JCC tidak terganggu dengan hasil jualan yang di lakukan. Jika ingin mengobrol atau sharing, ada di grup sendiri, jualan pun demikian.

Untuk jualan memang bukan hanya anak JCC saja, namun masyarakat yang ingin membeli pun di persilahkan. “Namun untuk JCC ada seleksi ketat,” tuturnya.

Rata-rata jika ingin masuk maka harus di lakukan wawancara terlebih dahulu, sehingga semua orang bisa masuk komunitas itu. Yang terpenting menjadi syarat anggota adalah orang yang benar-benar ingi berbagi sesama Crafter atau perajin tangan.

Disinlah kadang JCC mendapatkan Order lumayan sehingga harus di kerjakan bersama-sama anggota. “Bahkan jika ada salah satu anggota mendapatkan banyak order, sebagian di berikan kepada angota yang lain,” jelasnya. Karena kadang waktu dan tenaga yang tidak mecukupi apalagi di barengi dengan deadline yang di lakukan oleh konsumen. Sehingga tidak ada rasa iri bahkan saling membantu antar sesama anggota.

Selain itu, grup ini juga melakukan kopi darat setiap tiga bulan sekali. Bukan hanya kopi darat melainkan juga ada arisan. “Siapa yang kena arisan, maka menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya. Karena sistemnya dengan anjangsama sesama anggota komunitas,” jelasnya. Saat kopi darat, tidak hanya kumpul dan hura-hura, namun juga di barengi dengan sharing ilmu dan pengalaman antar anggota.

Karena antar anggota ini memiliki spesialisasi sendiri-sendiri. Jika Dina lebih ke arah hantaran dan Mahar, ada juga perajin flanel yang di kuasai Arin dan sebagainya. “Jadi yang mahir memberikan tutorial kepada yang lain,” jelasnya. Dia mengakui, sesama anggota kini bukan lagi sekedar komunitas, tapi juga layaknya saudara.

Bahkan tak jarang saat anjangsana mengajak keluarga juga. Apalagi, yang di cari bukan semata uang. “Bahkan malah menumbuhkan jiwa sosial,” tuturnya. Karena mereka bukan hanya berbagi dengan anggota tapi jugaa mengadakan kegiatan sosial.

Bahkan rencananya mereka akan melakukan semacam bakti sosial ke SMP-SMK Muhammadiyah Kalisat kepada anak didik yang membutuhkan bimbingan. Sehingga dapat menularkan ilmu yang di miliki kepada orang lain sehingga lebih bermanfaat.

Ke depan pihaknya juga tengah menggarap blog agar semakin maju dan di kelan masyarakat. “Untuk Blog  tengah di garap oleh Yani kurnia, yang kebetulan juga penulis Novel,” jelasnya. Mereka juga mengikuti berbagai pameran kerajinan di Jember dan luar kota seperti Malang, Probolinggo, Bondowoso, dan sebagainya. Selain mengenalkan juga untuk menghargai kerajinan tangan yang ada.

Sumber: Jember Online

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *