Agar kapasitas perempuan di Kupang dan di NTT bisa meningkat maka harus diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan perempuan-perempuan lainnya diluar NTT termasuk di diluar Indonesia. Dan hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan mengejar dan mengikuti program beasiswa belajar ke luar negeri
Demikian disampaikan Ningsih Lema dari Lopo Belajar Gender, dalam diskusi bersama antara aktifis perempuan di Kupang dengan Australia Awards, di sekretariatan LBH Apik NTT di Kupang, Kamis (8/12/2016) siang.
Hadir saat itu, sejmlah aktifis perempuan yang bergerak di bidang perempuan dan anak seperti Andi D Rih Dara, SH; Veronika Ata, SH; Ana Djukana; Pdt Paulina Ngefak Bara Pah, S.Th, Dany Manu, pengacar perempuan seperti Puput Joan Riwu Kaho dan Ester Day.
Menurut Ningsih, sudah seharusnya perempuan di NTT bisa belajar di luar NTT termasuk di luar negeri untuk bisa meningkatkan kapasitasnya. “Dengan diberikan kesempatan berinterakhi dengan perempuan atau orang lain di luar NTT dan diluar negeri maka kapastitas perempuan akan meningkat,” kata Nignsih.
Sayangnya, seringkali perempuan tidak. Hal yang sama dikatakan Direktris LBH Apik NTT, Ansi D Rihi Dara, SH bahwa untuk bisa meningkatkan kapastitas perempuan khususnya aktifis perempuan di Kupang ini, salah satunya dengan mengikuti program beasiswa yang didanai oleh Australia Awards.
“Selama ini banyak sekali peminatnya, namun seringkali tak bisa meraih beasiswa itu karena tergangjal di penguasaan Bahasa Inggris. Karenanya kami berharap ada program untuk bisa menguatkan kapastitas berbahas inggris agar ke depan beasiswa yang ditawarkan Australias Awards bisa dimanfaatkan oleh perempuan-perempuan di NTT,” kata Ansi dibenarkan Veronika.
Dari segi jurnalis, Ana Djukana berharap agar ada program beasiswa bagi para jurnalis agar para jurnalis bisa memberitakan isu-isu perempuan dan anak melalui tulisan yang baik dan benar di media masing-masing. Ana juga menyampaikan berbagai kendala yang dialami para jurnalis perempuan saat bekerja di media. Karenanya dengan adanya beasiswa itu maka kapastitas jurnalis perempuan bisa ditingkatkan.
Alumni and Australia Award, Robert McKelleher didampingi monitoring, evaluation and learning senior Manager, Sugeng Prayudi, mengatakan, kedutaan besar Australia punya perhatian besar untuk pengembangan sumber daya manusia (sdm) di tujuh daerah di Indonesia yakni NTT, NTB, Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara. Wujud perhatian itu dengan program beasiswa jangka panjang dan jangka pendek bagi siapa saja, khususnya perempuan perempuan potensial.
“Beasiswa ini sudah ada sejak 65 tahun terakhir. Namun beberapa tahun terakhir ini, dari 300 jatah beasiswa ada jatah sekitar 30 persen namun hal ini belum bisa dicapai. Harusnya NTT mendapat jatah 26 orang namun seringkali tidak terpenuhi, sulit terpenuhi, salah satunya karena penguasaan Bahasa Inggris,” kata Robert.
Karenanya Roberth berharap para perempuan potensial bisa memperalam penguasaan bahasa inggrisnya sebelum mengikuti seleksi.
Sumber: Tribunnews