Hari ini adalah Hari Relawan Sedunia atau bahasa kerennya International Volunteer Day (5 Desember 2016). Relawan sebenarnya bukan hal baru di Indonesia, karena kegiatan kerelawanan sudah ada jauh sebelum bencana Tsunami di Aceh dan Nias.
Seperti halnya Komunitas Akademi Berbagi (Akber) Kudus, merupakan Gerakan sosial pendidikan yang dibentuk sejak 6 Februari 2016 dengan tujuan dapat menjadi wadah untuk saling berbagi segala hal seputar ilmu pengetahuan yang aplikatif.
“Akber Kudus merupakan kota ke 24, dari akber yang ada di seluruh Indonesia. Adapun relawan pengurus nya sudah ada 13, Akber Kudus mempertemukan orang yang Ingin belajar, dengan pembicara yang sukarela membagikan ilmu nya, tentunya yang ahli dibidangnya seperti halnya tema tema yang aplikatif, seperti jurnalistik, publik speaking, internet dan sosial media,”terang pemuda yang bernama lengkap Nor Budi Cahyono Koordinator Akber Kudus.
Budi menjelaskan, “Menjadi relawan mungkin tidak mudah, tapi justru itulah tantangannya. Komitmen, konsistensi dan keikhlasan kita diuji. Beberapa hal mungkin akan kita korbankan seperti halnya waktu, tenaga dan pikiran.”ujarnya.
“Namun, bukan berarti menjadi relawan itu menyusahkan, Tidak. Kenapa? Karena kita akan terlatih menjadi mandiri, peduli terhadap sesama, berbagi apa yang kita punyai, bahkan lebih dari itu, mencapai kebahagiaan sejati, Bukankah menyenangkan, menjadi manusia yang bermanfaat bagi satu sama lain?,”imbuhnya sembari bertanya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa Latar belakang dari dibentuknya Akber Kudus adalah jika belajar itu tidak harus berbayar, dan ketika masyarakat ingin belajar, ya akber inilah tempatnya dan ketika orang yang ingin berbagi ilmu tidak tau tempatnya, ya akber inilah tempatnya, jadi mereka dipertemukan disatu tempat Gerakan sosial pendidikan. dan jika ada orang yang ingin meminjamkan tempat untuk kegiatan kami, berarti dia disebut relawan tempat.”tandasnya.
Kelas akber kudus terbuka untuk semua masyarakat, tidak ada syarat peserta melainkan hanya satu, yaitu yang bersangkutan punya niat belajar, itu saja, adapun masalah tempat, kita menyesuaikan situasi dan kondisi,”pungkasnya.
Sumber: ISK News