Miniatur Kereta Api (KA) biasanya hanya digunakan oleh anak-anak untuk mainan, yang pada akhirnya berantakan dan terpisah entah kemana. Namun hal itu tidak berlaku bagi salah satu komunitas pecinta miniatur Kereta Api Komoder (Kereta Model Bandung).
Komoder ini adalah sebuah komunitas yang mewadahi hobby pencinta miniatur kereta api. Markas Kamoder ini ada di Jalan Sentra Raya, nomor 21, Baros, Kota Cimahi. Mereka berdiri sejak tahun 1990 dan hingga saat ini masih eksis.
Komoder memiliki beberapa jenis koleksi kereta. Diantaranya, Pennsilvania, dan Bachman Septum. Untuk kereta Pennsilvania, kata Fauzi Jabbar Rohandi, salah seorang anggota Kamoder. Menurutnya, kereta itu bisa meluncur cepat di rel, melewati terowongan dan hutan, bahkan bukit menanjak pun dilibas dengan cepat. Sementara Bachman Septum, Lokomotif nya panjang dan memiliki detail kabin.
Fauzi mengaku, komunitasnya aktif memamerkan koleksinya di pameran-pameran seperti di Graha Siliwangi, Kota Bandung belum lama ini. “Akhir bulan ini kami juga akan ikut pameran lagi, biar masyarakat tahu dengan hobi kami,” kata Fauzi, Jumat (15/4/2016).
Ada beberapa produsen miniatur kereta yang terkenal di luar negeri seperti Kato, dan Tomix di Jepang dan beberapa produsen asal Amerika seperti Bachmann, Athearn, Broadway Limited, dan beberapa perusahaan lain di Eropa.
” Tapi, para anggota komunitas ini biasa beli lewat situs jual beli online,” terangnya.
Untuk harganya, kata dia, berpariatif. Lokomotif tanpa mesin yang paling standar dibandrol dengan harga sekitar Rp 300 ribu. Tapi, untuk beberapa tipe kereta, harganya bisa mencapai jutaan rupiah tergantung jenis dan merknya.
“Kalau train set, itu harganya lumayan mahal, soalnya pakai mesin dan relnya juga harus impor,” katanya.
Sebenarnya, miniatur kereta api itu bukan hanya berupa rangkaian gerbong saja. Tetapi ada juga sarana pendukung lainnya yang disebut layout seperti lahan untuk rel, stasiun, terowongan, pohon, rumah, bukit dan mobil.
” Untuk menyusun layoutnya membetuhkan konsentrasi serta keterampilan, karena hasilnya harus bagus agar pemandangan disekitar rel enak dilihat,” tuturnya.
Selain itu, ada train set berupa lokomotif dan rangkaian gerbong. Untuk bisa berjalan layaknya kereta sungguhan, dibutuhkan rangkaian rel dan controller sebagai penggeraknya.
Controller dibagi menjadi dua. Yakni, digital dan analog, bergantung pada jenis mesin yang ada lokomotifnya.
” Kalau analog, kereta hanya bisa bergerak maju mundur. Yang digital lebih detail lagi, bisa membunyikan klakson kereta, menggerakkan rel, bahkan mengatur lalu lintas kereta api jika punya layout yang luas,” jelasnya.
Sumber: Fokus JABAR