Menambah informasi terkait kendaraan yang dimiliki tak hanya diperoleh dari bengkel atau dealer resmi. Lewat komunitas pemilik Yaris, anggota mendapat beragam pengalaman bahkan kesenangan.
Membeli Toyota Yaris tak hanya memudahkan mobilitas Yudo Widagdo dan keluarga. Berkat mobil seri S matik tahun 2013 itu pula, dia memiliki keluarga baru di Komunitas Semarang Yaris Owner Group (SYOG).
Tentu, bergabung di komunitas yang berada di bawah naungan Nasmoco Semarang itu juga memberi kesenangan lain. Satu di antaranya, Yudo bisa menyalurkan hobi touring. “Saya suka sekali bepergian, semisal touring. Akhirnya, saya putuskan bergabung di SYOG ini,” ujarnya.
Komunitas SYOG merupakan wadah bagi pemilik mobil Yaris. Berdiri sejak 2008, anggota komunitas ini tak hanya berasal dari Kota Semarang. Mereka juga menerima anggota dari daerah sekitar, semisal Ungaran, Demak, Karangjati, Kudus dan Jepara.
Touring merupakan kegiatan rutin yang dimiliki SYOG. Jalur darat menuju lokasi-lokasi wisata di Jawa Barat, Jawa Tengah, bahkan Bali, sudah mereka jelajahi. “Dan, tak hanya bersenang-senang. Di setiap touring, saya belajar pentingnya disiplin dan saling menghargai,” ujar pria kelahiran Semarang, 20 Juli 1979 itu.
Disiplin yang dimaksud, di jelaskan Yudo, terkait ketertiban anggota beriringan selama perjalan. Menurutnya, setiap mobil peserta touring akan diberi nomor. Mereka pun harus berjalan sesuai nomor urut.
“Meski mobil yang paling depan milik anggota muda atau junior, pemilik mobil berikutnya yang sudah senior tidak boleh menyalip. Ini membuat kami tak hanya disiplin tetapi juga menghormati,” imbuh dia.
Bergabung di komunitas otomotif juga menambah ilmu atau informasi seputar kendaraan yang mereka kendarai. Ini yang dirasakan Rino Dwi Akbar, wiraswasta yang bergabung di SYOG sejak 2013.
“Sharing dari teman-teman sesama anggota terkait modifikasi menambah referensi membuat tampilan Yaris milik saya lebih stylish. Saya juga mudah mendapat informasi seputar penjualan spare part untuk Yaris. Yang tak kalah penting, saya bisa mendapat relasi untuk mengembangkan usaha,” ungkap pria kelahiran Jakarta, 22 Juni 1990 ini.
Pengalaman berbeda dirasakan vita Septianingrum. Anggota SYOG yang merasakan kekeluargaan yang kental di komunitas ini pun pernah terlibat cinta lokasi dengan anggota lain SYOG.
Sayang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) kelahiran 9 September 1991 ini mengaku, jalinan cinta tersebut tak berakhir bahagia. “Meski gagal tapi saya tidak kecewa dan meninggalkan komunitas. Malahan, di komunitas ini, saya belajar tentang apa itu menjadi dewasa dan saling menghargai,” ujarnya.
Sumber: TRIBUN NEWS