Yayasan Parisada Hutama: Peduli, Berbagi, Berbakti Untuk Negeri

Didirikan sejak tanggal 1 Oktober 2011, Yayasan Parisada Hutama telah aktif menstimulus kepedulian masyarakat terhadap kondisi sosial kemasyarakatan. Berbagai kegiatan YPH baik di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan yang didukung penuh oleh para donatur dan relawan, menjadi media bagi kami untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa yang sejahtera dengan karakter individu-individu yang berkualitas dalam berbagai aspek kehidupan.

YPH bercita-cita menjadi lembaga sosial yang independen, yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat agar dapat berdaya guna dalam aspek spiritual, intelektual dan emosional.

Tak monoton, mereka pun mengapresiasi kreativitas yang dapat menghasilkan manfaat lebih bagi orang lain. Yang unik dari YPH, YPH berasaskan prinsip Nyantri, Nyunda, Nyakola. Inilah yang membedakan YPH dari yayasan lainnya.

“Arti dari parisada itu sendiri diambil dari bahasa Sanskerta, yang artinya pejuang.”

Salah satu event besar yang diadakan YPH setiap tahunnya adalah Pusdai Membiru. Membiru artinya membina ruhani. Event ini diselenggarakan di bulan ramadhan selama 3 hari berturut-turut yang dihadiri hampir 500 peserta dari berbagai SMP dan SMA se-Kota Bandung dan Cimahi, sebagai bentuk kerjasama YPH dan Pusdai. Peserta dibina secara mental dan spiritual menjadi pribadi yang berkualitas, berkarakter dan memiliki wawasan yang luas dalam ilmu pengetahuan dan agamanya.

YPH memiliki unit P2U, Parisada Peduli Umat, yaitu unit yang bergerak sebagai penghimpun zakat, infaq dan shodaqoh umat atau masyarakat dan fokus pada pendayagunaan ZIS yang diwujudkan secara amanah dalam bentuk 5 program BAGJA P2U. Bagja Sakola, Bagja Waluya-Bagja Babagi-Bagja Usaha-Bagja Akherat, seperti tebar qurban, pembagian sembako, beasiswa dan lainnya.

YPH memiliki banyak relawan, yang rela mengorbankan waktunya, tenaganya, pikirannya, demi kepedulian mereka terhadap masyarakat yang membutuhkan uluran tangan dan juga demi memiliki nilai pribadi yang mampu menebar manfaat dengan keberadaan dirinya.

Sumber: Laman Yayasan Parisada Hutama