Garuda Muda Madani; Siapkan Pribadi Tangguh untuk SDM Masa Depan Indonesia

“Sesungguhnya mereka itu lah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk” (Al-Kahfi 13)

Berbagai komunitas anak bangsa Indonesia lahir dengan gerakan di berbagai segmen kehidupan, ada di bidang pendidikan, kemanusiaan, lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan sebagainya. Kali ini, Indonesia Positif berkesempatan untuk meliput sebuah komunitas yang gerakannya berfokus pada pembinaan dan pembentukan  Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Garuda Muda Madani (GMM) begitu sebutan komunitas dimaksud, komunitas asal Medan berharap akan muncul generasi-generasi masa depan yang tangguh, berdaya saing dan berakhlak baik diberbagai sektor profesi dan pekerjaan di masa depan. Mari kenal lebih dekat dengan Garuda Muda Madani.

Upaya efektifitas sistem pendidikan karakter

GMM lahir sebagai salah satu upaya atas efektifitas sistem pendidikan karakter SDM Indonesia yang sudah mulai tumbuh bak jamur di musim semi. Jauh kebelakang sampai saat ini kita melihat penurunan kualitas SDM Indonesia pada dasarnya dikarenakan hilangnya nilai-nilai pengembangan dan pembinaan konsep diri, hingga banyak ditemukan kerapuhan hampir di semua segmentasi kehidupan, khususnya barisan pemuda. Kehilangan jati diri, tidak tahu arah hidup, derasnya dominasi barat dan jauhnya dari pemahaman ber-agama adalah faktor terbesar hilangnya ruh para pemuda Indonesia. Walaupun, disisi lain sudah banyak upaya dari individu, lembaga/organisai bahkan Negara kita untuk melakukan ri’ayah, perbaikan melalui pembentukan dan penanaman nilai-nilai karakter diri. Bisa kita lihat dari mulai tumbuhnya komunitas-komunitas anak bangsa hingga lembaga khusus kepemudaan yang dari waktu ke waktu kian berkembang. Bahkan pemerintah Indonesia jauh-jauh hari sudah menyuntik kurikulum pendidikan kita dengan KBK, Kurikulum Berbasis Kompetensi.Namun, lagi-lagi itu masih belum lah cukup. Banyak faktor penyebabnya, salah satunya adalah kesiapan SDM fasilitator untuk mengelola sistem yang sudah dibuat, lingkungan yang tak mendukung dan lemahnya tindak lanjut pembinaan. Karenanya, GMM hadir sebagai salah satu dari upaya solusi “emas” yang sifatnya menumbuhkembangkan kearifan anak muda Indonesia.

Visi dan Misi GMM, adalah sebagai berikut:

Visi: Pembinaan Berkarakter & Bersinergi  Berbasis Pelayanan Untuk Kemandirian Sumber Daya Manusia
Indonesia

Misi:

  • Pembinaan berkesinambungan dari rumah peradaban hingga kampus dan masyarakat
  • Penyiapan SDM berkarakter dengan metode pelayanan dan sinergi keberbagai komunitas
  • Penanaman nilai-nilai Islam dan Da’i di setiap pembinaanan Aqidah, Akhlak, Ibadah dan Ilmu
  • Gerakan menabung setiap hari sebagai modal awal kemandirian SDM
  • Membangun komunikasi massif ke komunitas dan elemen masyarakat untuk optimalisasi peran dan keberlangsungan pembinaan bersinergi
  • Menghasilkan SDM dan karya yang berguna untuk pelayanan umat

 

Anak muda adalah pahlawan

“Khairunnas Anfahum Linnas, sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain” (HR. Ahmad, At-thabrani)

Pengurus inti GMM berjumlah 18 orang dengan dibantu 32 orang tim teknis, dengan formasi pengurus yang sedikit ini, GMM telah melakukan banyak aksi pemberdayaan pemuda khusunya mahasiswa, sehingga kehadiran pemuda memiliki pengaruh di lingkungan sosial. Zuwarbi Wiranda Hasibuan, sosok presiden direktur GMM ini memandang bahwa sebuah pemikiran akan meraih kesuksesan manakala keimanan kepadanya kuat,keikhlasan yang tulus, semangat yang kuat dan kesiapan untuk berkorban dalan beramal mewujudkannya. Keempat rukun ini pada dasarnya hanya dimiliki oleh mereka para pemuda dan mahasiswa.  Beranjak dari firman Allah SWT surah Al-Kahfi ayat 13 dan pesan Rasulullah pada hadis riwayat Ahmad, At-thabrani yang penulis tampilkan sebagai quote diawal tulisan ini menjadi landasan GMM dalam meledakkan potensi anak muda di masa mudanya. Pemuda yang akrab disapa Arby ini menyebutkan anak pemuda adalah emas, masa kejayaan setiap peradaban ada ditangan anak muda dan anak muda adalah pahlawan yang siap ditempa untuk kebermanfaatan umat.

GMM itu seperti sekolah kehidupan

Salah satu aspek yang menjadi perhatian GMM adalah pembentukan akhlak yang baik pada diri setiap stakeholdernya melalui pendekatan keagamaan guna menciptakan generasi beriman dan bertaqwa, berkaitan dengan hal tersebut maka pengurus GMM adalah mahasiswa muslim atau alumni perguruan tinggi muslim. Namun untuk menjadi relawan atau sahabat garuda muda dalam kegiatan volunteering, pelayanan masyarakat, kegiatan kemanusiaan, pengabdian masyarakat dan sejenisnya siapa saja boleh bergabung. Arby menjelaskan bahwa rata-rata pengurus GMM adalah mereka yang sudah terlanjur jadi orang shalih, pintar dan hebat di kampus dan tempat tinggalnya. Arby menilai kondisi ini menjadi keunggulan tersendiri dalam memetakan kerjasama tim di tubuh GMM.

GMM itu seperti miniatur sebuah sekolah kehidupan, yang membedakan GMM dengan komunitas atau organisasi sejenis adalah sistem pembinaannya yang integral dan terintegritas ke semua segmen kebutuhan SDM. Pembinaan ini difokuskan pada mahasiswa, sebagai stakeholder dimasa depan. Penanaman dan pengembangan nilai-nilai dimulai dari penyediaan rumah berbasis pembinaan yang disebut Rumah Peradaban. Disini para calon pemimpin masa depan (Mahasiswa) akan dibina secara intens dengan penerapan nilai-nilai Tauhid, Leadership, Skill, dan Finance. Ditambah gratis fasilitas seperti air dan listrik. Mereka dibina selama 2 tahun di Rumah Peradaban sedari pertama masuk kedunia perkuliahan. Kemudian di kampus, GMM juga punya pembinaan yang dibalut program SEDAP (Sekolah Dakwah Profesional). Memiliki 4 kelas setiap bulannya dan untuk pengembangan skill di masyarakat GMM punya Khodimul Ummah, Pelayanan Masyarkat yang memiliki core program RBK (Rumah Baca Keliling), We Care We Share, dan DesPro (Desa Produktif).

Mewarnai Indonesia dengan hal positif

“Masalah anak muda bangsa kita sudah sangat banyak Kawan, dari intern (Individu) hingga Ekstern (Sistem) kita sedang mengalami masa2 suram dan gelap. Lihat saja beberapa kasus belakangan, pemerkosaan, narkoba, pembunuhan, pemerintah dengan bebrapa kebijakannya yang menghancurkan rakyat ini hingga ke dasar tulang-tulangnyanya bahkan terorisme sangat identik pelakunya adalah anak muda. Tugas kita masih dan akan semakin banyak, sementara waktu kita sangat singkat. Kita harus mulai bangun dari mimpi semu dan menyusun kembali puing-puing peradaban untuk kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang” begitulah jawaban Arby ketika tim Indonesia Positif menanyakan pandangannya terkait masalah dan tantangan pemuda masa kini. Sobat Positif, GMM berharap kehadirannya mampu mewarnai Indonesia dengan hal-hal positif. Harapan terbesar GMM adalah melahirkan calon pemimpin masa depan dengan warna dan ciri khas mereka, yang menghidupkan hidup dengan sebenar-benarnya hidup hanya untuk kebermanfaatan agama dan bangsa Indonesia.

Sumber: Indonesia Positif

 

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *