Dalam rangka memperingati Hari Gunung sedunia, 11 Desember, komunitas pencinta alam se-Ajattappareng, Minggu (11/12/2016) melakukan aksi penanaman bibit pohon dan ekspedisi penyelamatan mata air di gunung Nepo, di perbatasan Parepare dan Barru.
Peserta yang ikut dalam aksi itu dari 4 kabupaten kota yakni Parepare, Sidrap, Soppeng dan Barru.
Perjalanan mendaki dimulai pada Jumat malam (09/11/16) dan tiba di puncak Nepo pada Sabtu sore. kurang lebih 60 orang dari berbagai komunitas pencinta alam di sulawesi selatan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu.
Sekretaris Komunitas Anak Pencinta Alam Sulawesi (Kapas) Agus Salim, penanaman pohon dilakukan di posko 4 sedangkan ekspedisi penyelamatan mata air dilakukan di posko 7 yang letaknya tidak jauh dari titik puncak gunung Nepo.
Menurut Agus, aksi penanaman pohon di gunung Nepo itu dilakukan karena banyak pohon yang mati di wilayah tersebut, karenanya perlu dilakukan penanaman ulang agar tidak terjadi longsor.
“Kurang lebih ada 500 bibit pohon yang kami tanam dan pohon-pohon ini kami bawa sendiri dari bacukiki parepare sampai di posko 4 kemudian kami tanam bersama,” ungkap Agus.
Untuk penyelamatan mata air lanjut Agus dilakukan di posko 7 tidak jauh dari puncak gunung Nepo. hal itu dilakukan agar para pendaki yang naik di gunung Nepo bisa menikmati mata air jernih dari bawah akar pohon.
“Kami berharap teman-teman pendaki atau pencinta alam yang datang di gunung Nepo ini bisa bersama-sama menjaga kelestarian alam dengan membawa pohon dan tetap menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan,” harap Agus.
Tak hanya komunitas Kapas, komunitas pencinta buku dan seni yang tergabung dalam komunitas Tarian Pena STAIN Parepare juga turut berpartisipasi dalam kegitan itu. Selain untuk memperingati hari gunung sedunia juga untuk program kegiatan penerimaan anggota baru
“Ada 20 anggota baru pena mayoritas perempuan dan satu laki-laki ikut dalam kegiatan ini,” ujar Rahmatia Rahim pembina komunitas Tarian Pena STAIN Parepare.
Tujuan kegiatan mendaki gunung ini kata Rahmatia untuk melatih mental dan fisik anggotanya. Karena dalam komunitas ini dibutuhkan genersi tangguh.
“Perjalanan kami ini akan kami buat dalan sebuah tulisan, di mana anggota baru kami akan menuliskan buku tentang gunung Nepo yang nantinya akan di terbitkan,” pungkas Agus.
Sumber: Online24jam