Ikatan Arsitek Sebut Pemerintah Medan Punya Selera Norak

Masyarakat pemerhati bangunan bersejarah mempertanyakan pemilihan desain lampu yang telah dibangun Pemko Medan di Jembatan Kebajikan.

Bukan tanpa alasan, Ketua Harian Badan Warisan Sumatra (BWS) Hairul menyebutkan, bahwa Jembatan Kebajikan bukan sekadar jembatan.

Jembatan yang menghubungkan Jalan Gajah Mada dan Zainul Arifin ini dibangun pada 1916 untuk mengenang jasa Pemimpin Masyarakat Tionghoa Medan, Tjong Yong Hian.

“Ini jembatan yang dibangun keturunan Tjong Yong Hian atas saran Tjong A Fie. Bukan hanya itu ini satu-satunya bangunan bersejarah di Medan yang mendapatkan sertifikat UNESCO,” kata Hairul kepada www.tribun-meda.com di Kantor BWS Jalan Nusantara Nomor 14, Medan, Sabtu (7/1/2017).

Diwawancarai terpisah, Ketua Bidang Kajian dan Pelestarian Arsitektur Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sumut, Soehardi Hartono menjelaskan, bahwa Pemko Medan melakukan pembangunan tanpa memperhatikan nilai sejarah.

Ia bahkan menyebutkan Pemko Medan memiliki selera yang terkesan kampungan.

“Renovasi boleh tapi jangan norak. Pemko memiliki selera yang kampungan bukan metropolitan. Kalau mau ditambah lampu gunakan desain lampu klasik, gaya tempo dahulu. Ini bukan sembarang jembatan,” jelas Soehardi.

Soehardi juga meminta agar Pemko Medan untuk mengembalikan wujud awal Jembatan Kebajikan.

“Jembatan ini cukup terang makanya dulu sempat disebut Jembatan Berlian. Tidak butuh penambahan lampu, kembalikanlah seperti awal,” ujarnya mengakhiri.

Sumber: Tribunnews

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *