Siapapun pasti menginginkan anaknya lahir dengan sehat dan normal. Tapi, tak jarang terdapat gangguan yang mampu memengaruhi keadaan dalam kandungan Anda saat masa kehamilan. Masalah kesehatan sang ibu dapat berujung pada timbulnya penyakit yang bersarang pada tubuh janin hingga menganggu pertumbuhan sang anak ketika sudah lahir nantinya. Salah satunya adalah autisme.
Penyakit autis pada anak sebagian besar disebabkan karena faktor genetik yang ikut memberi dampak pada perkembangan otak anak saat dalam kandungan. Potensi terkena autis juga jauh lebih besar terjadi jika anak dilahirkan dalam kondisi kembar. Virus seperti rubela dan toxo atau penyakit herpes yang tiba-tiba diderita juga dapat menambahkan risiko bayi mengalami autisme saat dilahirkan. Kemungkinan penyebab yang bervariasi tersebut hendaknya diperhatikan oleh Anda, sebagai calon ibu untuk mencegah bayi mengalami autis.
Berikut adalah beberapa hal yang jangan Anda lakukan selama masa kehamilan untuk mencegah bayi mengalami autis saat lahir, yang ditulis oleh Komunitas GueSehat;
Mengonsumsi asam folat dipercaya dapat menurunkan potensi janin mengalami gangguan genetik dan dapat menjadi pelindung dari gangguan spektrum autisme. Anda yang sering mengonsumsi sayuran, buah, dan daging yang mengandung banyak asam folat juga dapat meningkatkan kesehatan pertumbuhan bayi dan perkembangan otaknya. Zat ini dapat menjadi asupan utama para ibu agar terhindar dari bayi lahir dengan cacat atau kelainan.
Selain itu, Anda yang sudah didagnosa positif hamil dianjurkan untuk mulai membiasakan diri mengonsumsi makanan-makanan organik. Mengapa harus yang organik? Bahan makanan organik lebih sehat ketimbang yang lain karena tidak terlalu banyak terpapar pestisida yang disemprotkan. Anda juga disarankan tidak mencoba olahan makanan yang telah dimodifikasi secara genetik. Kurangilah pula makanan yang terlalu pedas, asam, atau yang mengandung banyak penyedap rasa.
Tahanlah diri Anda sejenak untuk kesehatan sang buah hati! Kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol, dan meminum obat-obatan harus dihindari untuk menghindari calon bayi dari potensi terkena autisme. Gangguan kesehatan seperti keterbelakangan mental dan masalah pada spektrum autisme dapat dicegah jika secara awal masa kehamilan Anda dapat terbebas dari kebiasaan-kebiasaan tersebut. Setelah melahirkan pun Anda sebaiknya tidak mulai kembali untuk merokok karena bayi harus mendapatkan ASI yang sehat.
Hal lain yang harus diperhatikan oleh Anda, para wanita hamil adalah mencegah konsumsi gluten dan kasein yang berlebih untuk menghindari gangguan pada tumbuh kembang janin Anda. Melahap zat gluten yang berlebihan dapat meningkatkan jumlah peptida dalam darah dan urin sehingga mengganggu aliran sinyal biokimia di dalam otak.
Apa saja makanan yang mengandung keduanya? Gluten dapat ditemui pada makanan seperti gandum, mie, pasta, atau biskuit. Perhatikan betul zat gluten yang mungkin saja terlampir di bagian kemasan makanan yang hendak dikonsumsi. Sedangkan pilihan makanan yang dapat diprioritaskan karena terbebas dari gluten adalah kacang-kacangan, kedelai, ikan, daging, dan yang pastinya sayur serta buah-buahan.
Setelah anak dilahirkan, berikanlah vaksinasi pada bayi dengan memastikan tidak adanya kandungan merkuri yang terbawa masuk. Mengapa? Merkuri adalah zat berbahaya yang dapat masuk meracuni bayi dalam kandungan Anda. Spektrum autisme dapat meningkat sejalan dengan masuknya kontaminasi merkuri dalam tubuh janin. Anda bisa berkonsultasi atau menanyakan langsung pada dokter yang hendak memberikan suntikan vaksinasi pada bayi Anda.
ASI terbukti dapat mencegah autisme pada bayi yang baru dilahirkan. ASI alami memang terbukti lebih sehat dibandingkan susu formula buatan yang berisiko menyebabkan gangguan autistik. Saat masa kehamilan, Anda juga harus menjaga pola makan dan asupan bergizi agar proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dari tubuh dapat terjadi secara lancar. Sehingga ASI yang dikeluarkan adalah ASI terbaik dari kondisi tubuh ibu yang prima dan sehat paska kelahiran bayi.
Terakhir, pastikan Anda tidak terlalu banyak memberikan antibiotik pada bayi atau balita Anda. Antibiotik dapat membawa kemungkinan lebih besar bagi anak terserang autisme dini. Memang, antibiotik memiliki manfaat tersendiri bagi tubuh, seperti membunuh bakteri jahat dalam usus. Namun, tak menutup kemungkinan pula jika antibiotik dalam jumlah berlebih dapat mematikan bakteri baik yang justru diperlukan untuk membantu pencernaan makanan. Akibatnya, bayi kurang dapat mencerna makanan dengan baik dan menimbulkan gangguan hingga berujung pada gejala autisme. Jika anak sedang demam atau batuk, jangan langsung memberikan antibiotik sebagai obat. Gunakanlah cara-cara alami terlebih dahulu seperti mengompres dengan air atau memberikan ramuan alami lainnya.
Hindari keenam cara tersebut ya agar sang buah hati dapat terlahir sehat dan terhindar dari gangguan autisme! Kesehatan Anda saat masa kehamilan harus benar-benar diperhatikan karena akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Keep save yourself for the baby, Ladies!
Sumber: GueSehat
Foto dari KatalogIbu