BERBEDA dengan komunitas pada umumnya, Komunitas Pegiat Kebangsaan (KPK) Surabaya merupakan organisasi nirlaba yang didirikan pada 23 Mei 2013 silam. Komunitas ini hadir dengan nuansa baru, menyebarkan virus kebangsaan kepada kaum muda Surabaya agar lebih mencintai sejarahnya.
Muhammad Reza Lutfiansyah, Humas KPK mengatakan, bahwa latar belakang KPK berdiri karena sebagai pemuda ingin mengetahui sejarah di Indonesia dan ingin mendalami tempat-tempat bersejarah yang ada di Indonesia, terutama sejarah Surabaya.
Untuk itulah KPK rutin mengadakan rapat, tiga kali dalam seminggu, untuk membuat kegiatan yang bermanfaat bagi anggota KPK. Saat ini KPK memiliki sekitar 150 anggota, dan 50 orang di antaranya tercatat sebagai anggota aktif.
Berbagai kegiatan positif digelar KPK, salah satu Historical Mission, kegitan menjelajahi 10 tempat bersejarah di Surabaya. Di antaranya rumah lahir Bung Karno, HOS Cokroaminoto, Roeslan Abdul Gani, Cak Durasim, Madun, BKR, GNI, penjara Koblen, makam Joko Jumput, dan Kampung Maspati.
Di sana peserta wajib menemukan dua huruf di setiap tempat itu dan harus bisa dirangkai menjadi kalimat yang muda yang berkarya.
Menurut Puspita Kinasih Santya Putri atau akrab disapa Tita, pendiri Komunitas KPK Surabaya, maksud diadakannya Historical Mission adalah agar peserta merasakan apa yang dirasakan para pejuang dulu ketika memperjuangkan tanah airnya dan agar bisa lebih menghargai jasa para pahlawan.
“Output dari kegiatan ini adalah agar peserta bisa lebih menjaga nilai-nilai kesejarahan di Surabaya, selain itu bisa menambah pengetahuan sejarah yang tidak diajarkan di buku sejarah. Jadi kami ingin menularkan virus cinta sejarah kepada anak muda dengan cara yang lebik unik dan kreatif,” katanya.
Menurut Tita, tantangan yang dihadapi ketika membangun KPK adalah kegiatan KPK berhubungan dengan sejarah dan kebangsaan bahkan tidak jarang membuat anak muda bosan, namun sejauh ini banyak anggotanya yang datang dan pergi.
Sumber: TRIBUN NEWS