Payung Teduh; Komunitas Seni Rupa Pertama di Medan

Aktif dan memiliki kesamaan hobi, pekerjaan dan lain-lain membuat berbagai orang sepakat untuk membuat sebuah perkumpulan. Seperti halnya dengan Payung Teduh. Komunitas yang berdiri pada tahun 2000 dan diklaim sebagai komunitas Seni Rupa pertama di Kota Medan.

Salah satu pendiri komunitas Payung Teduh Togu Sinambela mengatakan, mendirikan komunitas ini supaya terciptanya ruang bagi para seniman indepen di Kota Medan.

“Ini komunitas seni rupa pertama di Medan. Kita dirikan tahun 2000 supaya ada wadah bagi komunitas seniman indepen. Sebelumnya pada tahun 1967 sudah ada Simpassri (Simpaian Seniman Seni Rupa Indonesia) bentukan Tentara Nasional Indonesia. Simpassri sendiri pada waktu itu dibentuk untuk menjalin persaudaraan. Dalam hal ini supaya tercipta pameran seni rupa bersama dengan Malaysia, karena pada saat itu Indonesia dan Malaysia dalam situasi tegang,” ujar pria kelahiran 7 Januari 1965 ini.

Togu Sinambela mengakui tidak ada makna khusus dalam nama Payung Teduh sendiri.

“Sifat payung kan melindungi begitu jugalah arti payung sebagai nama di komunitas ini. Tidak ada yang khusus. Kita di sini ada 7 orang. Ada pelukis, pematung, dan animasi multimedia. Yang paling tua usianya sudah 50 tahun. Paling muda sekitar 20 tahunan lah. Kami juga aktif di pameran nasional dan internasional. Tapi hanya karyanya saja yang berangkat. Dalam seni rupa karya yang diutamakan. Kebanyakan seniman seni rupa tidak kelihatan. Beda dengan seni tari, musik, dan sastra. Ini orangnya yang harus berangkat,” tegas Togu Sinambela.

Sumber: TRIBUNNEWS

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *