Ayu Gayatri Sistiafi:  Penggemar Fanatik Cerita Detektif yang Penuh Misteri

Namanya Ayu Gayatri Sistiafi. Perempuan berkaca mata asli kota Malang, Jawa Timur ini jatuh cinta dengan film seri televisi detektif asal luar negeri yang berjudul ‘Sherlock’. Bahkan saking cintanya terhadap film seri yang dibintangi oleh aktor Inggris ternama, Benedict Cumberbatch itu, Ayu –begitu biasa ia dipanggil, kemudian melahap puluhan cerpen dan empat buah novel karya sang pencipta tokoh Sherlock Holmes, yakni Sir Arthur Conan Doyle, karena mati penasaran dengan kisah-kisah lainnya.

Tak hanya menonton dan membaca, rasa cinta dan penasaran Ayu terhadap cerita detektif ini kemudian menuntunnya mendirikan sebuah komunitas bernama Sherlockian ID. Komunitas ini ia ia jadikan wadah untuk para pecinta Sherlock di Indonesia sebagai tempat berbagi fakta dan opini seputar Sherlock. Didirikan resmi pada 15 Januari 2012, langkah pendirian komunitas ini Ayu mulai dengan membuat akun media sosial Twitter bernama @SherlockianID.

“Aku penasaran sebenarnya waktu itu. Setelah jatuh cinta abis nonton serial pertama dan kedua, aku penasaran, di luar sana sebenarnya ada nggak sih yang punya kesukaan sama dengan ku. Eh ternyata ada lho, mereka follow akun itu dan berbagi banyak hal di situ,” cerita Ayu.

Komunitas yang ia dirikan ini sebenarnya tak punya anggota eksklusif. Siapa pun dan dimana pun bisa bergabung ke dalamnya dan mengikuti sejumlah kegiatan offline atau gathering yang sengaja dibentuk ketika menyambut seri baru ‘Sherlock’ di saluran televisi luar negeri itu. Kegiatan offline itu dijelaskan Ayu seperti, nonton film bersama hingga berdiskusi dan berbagi informasi baru tentang Sherlock.

Ya, soal berbagi informasi. Inilah yang jadi diakui Ayu jadi nilai berharga yang ia dapat dari mendirikan sebuah komunitas, selain rasa senang yang tak terbendung karena dapat berkumpul dengan orang-orang yang memiliki kegemaran sama.

“Dalam komunitas ini semua orang termasuk aku berbagi passion, jadi punya banyak teman baru yang dijadikan tempat diskusi atau berbagi obrolan tentang Sherlock, dan punya banyak teman juga untuk menikmati seri ini bersama-sama,” ujarnya disela-sela jam istirahat perkuliahannya.

Meski terkesan gampang dan tak punya sistem komunitas yang rumit, perempuan kelahiran tahun 1995 ini mengungkapkan, sebenarnya ada tantangan yang cukup membuatnya memutar otak ketika bicara soal kegiatan komunitasnnya, yakni soal mempertahankan mood komunitas yang turun-naik dan memuncak ketika seri baru “Sherlock” ini rilis.

“Sherlock itu lama banget kan keluarnya, jadi akan ada jeda cukup panjang selagi menunggu seri yang baru. Nah itu, saya dan teman-teman harus cari cara gimana supaya kesenangan itu terus ada selama menunggu seri baru,” jelas Ayu.

Untuk mengatasinya, Ayu dan teman-temannya membentuk beragam kegiatan lainnya sembari menunggu, misalnya kuis berhadiah yang rutin diadakan di media sosial atau kumpul-kumpul bicara soal buku dan kegiatan permainan seru yang dilakukan bersama-sama.

Ia berharap komunitas yang ia dirikan 5 tahun silam ini terus jadi wadah yang mempertemukan pecinta seri ‘Sherlock’ di Indonesia dan bertahan meski seri ini tak tayang lagi nantinya. Pasalnya Ayu yakin kalau Sherlock Holmes akan terus hidup dan menjelma dalam cerita-cerita baru yang lebih beragam.

Tambahnya, “Mungkin aku akan memperbarui terus informasi soal Sherlock dan mungkin akan aktif diskusi Sherlock Holmes di luar film seri yang dibawakan Benedict Cumberbatch.”

Ketika ditanya soal ketertarikannya dengan Sherlock Holmes dan kisah-kisahnya, Ayu menjawab, ketertarikannya ini sudah muncul saat ia masih kecil. Dulu sekali katanya sebelum cinta mati dengan cerita karangan Sir Arthur Conan Doyle, ia sudah jatuh cinta dengan cerita petualangan yang kental dengan pemecahan misteri karangan Hergé (nama pena dari Georges Prosper Remi), yakni Tin-tin.

 

Dokumentasi: Ayu Gayatri Sistiafi

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *