Komunitas Perupa Lampung menggelar hajat Festival Seni Rupa Lampung (The Art’s Festival Lampung/TAFL) 2017 yang mengusung tema “Kemilau Pelangi Budaya Lampung”.
Salah satu inisiator festival itu, Bambang Suroboyo, di Bandarlampung, Selasa, mengutarakan kegiatan tersebut merupakan wujud semangat para perupa Lampung untuk mengokohkan eksistensi para perupa Lampung dan juga membangun silaturahmi serta apresian yang lebih luas lagi.
Lebih lanjut, Bambang SBY mengatakan, kegiatan ini didukung CV Pangeran Lampung. “Event organizer ini menantang para perupa untuk membuat event. Tentu saja kami para perupa meresponsnya dengan menggandeng Papa Joe dan pelukis lainnya,” ujar Bambang.
Dia menambahkan, event ini sekaligus merupakan pertanggungjawaban para perupa untuk memperkenalkan perupa Lampung sekaligus karya-karyanya. “Jadi, gelar karya ini murni gerakan para perupa. Ini bukti bahwa perupa Lampung juga bisa menggelar event tanpa biaya dari pemerintah,” kata Bambang pula.
Ia menyatakan, pilihan tema “Kemilau Pelangi Budaya Lampung” merupakan kelanjutan dari event Dewan Kesenian Lampung (DKL) yang pernah menggelar Pelangi Budaya pada awal program kerjanya.
Lebih lanjut, Bambang memaparkan, seni rupa Lampung yang konon menurut sejarah sudah dikenal dunia sejak abad ke-2 sebelum Masehi melalui karya puncak Suku Lampung.
Menurut Van der Hoop disebutkan bahwa Suku Lampung telah menenun kain brokat yang disebut nampan (tampan) dan kain pelepai sejak abad ke-2 Sebelum Masehi, ujar Bambang pula.
Motif kain ini, lanjut Bambang yang juga Ketua Himpunan Pramuwisata Lampung (HPI), adalah kait dan kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan roh manusia yang telah meninggal. Selain itu, juga terdapat motif binatang, matahari, bulan serta bunga melati.
“Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat, disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh,” katanya lagi.
Kekayaan kreatif inilah, lanjut Bambang lagi, yang harus terus digali dan ditumbuhkembangkan para perupa Lampung sehingga bisa menghadirkan karya rupa kekinian tetapi tetap memiliki roh tradisi.
Festival Seni Rupa Lampung ini digelar di Lapangan Saburai, Enggal, Bandarlampung, 14-22 Januari 2016.
Kegiatan itu dibuka oleh Asisten I Sekdaprov Lampung yang juga Ketua Harian Dewan Kesenian Lampung Heri Suliyanto dan Kadis Pariwisata Lampung Budi Harto secara simbolik dengan melempar telur yang berisi cat ke kanvas, kemudian menjadi titik awal lukisan yang digarap para perupa Lampung.
Pada kesempatan meninjau karya peserta pameran seni rupa itu, Budi Harto menyarankan agar kegiatan ini terus dilanjutkan sampai menjadi agenda rutin para perupa Lampung.
“Ini bisa dijadikan salah satu ikon objek budaya dan menjadi daya tarik wisata Lampung,” ujar Kadis Pariwisata Lampung Budi Harto pula.
Sumber: KATA WARTA