3 Langkah Menyimpan Obat dengan Benar

Tahukah Anda, bahwa cara Anda bahwa menyimpan obat dengan benar tersebut dapat memengaruhi efek obat tersebut dalam mengobati penyakit atau gejala yang Anda alami?

Berikut penjelasannya, yang ditulis oleh Yovita Diane Titiesari dari Komunitas GueSehat berdasarkan pengalamannya;

Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki karakteristik unik yang namanya stabilitas. Jika obat berada dalam kondisi stabil, maka tidak akan ada perubahan baik secara struktur kimiawi maupun fisik. Obat pada kondisi stabil dapat memberikan efek terapi yang paling maksimal. Sebaliknya, saat obat berada dalam kondisi tidak stabil maka secara kimiawi maupun fisik obat tersebut akan berubah.

Ketidakstabilan dapat disebabkan oleh suhu, kelembapan, maupun kondisi cahaya yang tidak sesuai saat penyimpanan. Apa yang akan terjadi jika obat berada dalam kondisi tidak stabil? Banyak! Efek terapinya bisa menurun, efek sampingnya bisa jadi bertambah, dan waktu kedaluwarsanya pun bisa berkurang dari yang disebutkan di kemasannya. Hmm, merugikan sekali, bukan?

Tentunya Anda nggak mau dong, obat yang Anda konsumsi tidak maksimal kerjanya hanya gara-gara Anda salah dalam melakukan penyimpanan? Kalau begitu, yuk mari kita simak langkah penyimpanan obat yang baik di bawah ini!

Perhatikan Kondisi Penyimpanan yang Dipersyaratkan

Suhu dan penyimpanan yang diperlukan masing-masing obat berbeda-beda, dan pasti tercantum dalam kemasan obat tersebut. Jika dilihat dari segi suhu penyimpanan, secara garis besar ada dua kondisi penyimpanan obat: suhu dingin dan suhu ruang.

Suhu Dingin

Suhu dingin yang dimaksud biasanya adalah pada suhu 2 hingga 8 °Celcius, kurang lebih sama seperti suhu kulkas (bukan freezer ya!) Anda di rumah.

Suhu Ruang

Suhu ruang biasanya berkisar antara 15 hingga 30 °C.

Simpan dalam Tempat yang Sejuk dan Terlindung dari Cahaya

Jika obat disimpan dalam suhu ruang, biasanya terdapat juga keterangan ‘simpan dalam tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya’. Ini artinya, pilihlah tempat di rumah Anda yang kelembapannya tidak terlalu tinggi, serta tidak terkena cahaya matahari langsung. Jadi please, jangan taruh obat di kusen jendela (ini biasanya saya temukan di kamar-kamar anak kos-kosan), di lemari di atas wastafel kamar mandi, atau di sudut lemari nan tak terjamah. Jika Anda memilih untuk menyimpannya dalam suatu lemari atau cabinet atau rak, pastikan tempat tersebut memiliki sirkulasi udara yang baik.

Simpan Obat Dalam Kemasan Aslinya

Saya banyak menemui pasien yang mengeluarkan obat dari kemasan primernya, kemudian menaruhnya dalam pill box atau wadah lain. Saran saya sih, hal ini sebaiknya dihindari. Packaging alias kemasan dari suatu obat itu dibuat bukan hanya mempertimbangkan nilai estetika, tapi juga unsur mempertahankan stabilitas yang saya jabarkan tadi, lho! Bahkan di pabrik-pabrik obat tuh pasti ada suatu departemen tersendiri yang namanya Packaging Development, yang kerjanya mencari cara pengemasan obat yang paling baik. Botol coklat atau botol bening, berbahan kaca atau plastic PVC, dalam blister aluminium atau strip polycellonium, semua itu memiliki maksud dan tujuan tertentu.

Oleh karena itu, senantiasalah menyimpan obat dengan benar dalam kemasan aslinya. Jika obat sudah keluar dari kemasan aslinya, maka stabilitasnya kemungkinan besar juga akan ikut berubah. Balik lagi ke penjelasan saya di atas, kalau obat berada dalam kondisi tidak stabil maka efek terapinya bisa menurun dan efek sampingnya bisa jadi meningkat. Kalau mau menyimpan dalam pill box misalnya, tinggal potong-potong saja kemasan obat hingga ke dosis individual, tanpa harus mengeluarkannya.

Perhatikan Tanggal Kedaluwarsa (Expired Date) dan Waktu Boleh Digunakan (Beyond Use Date).

Menyoal batas waktu hingga kapan obat bisa digunakan, ada dua term yang perlu kita kenal, yaitu tanggal kedaluwarsa dan waktu boleh digunakan.

Kedaluwarsa

Definisi tanggal kedaluwarsa menurut Farmakope Indonesia, yakni  ‘kitab suci’ acuan semua apoteker di Indonesia Raya, adalah jangka waktu bahan obat diharapkan memenuhi persyaratan monografi pada kondisi penyimpanan yang ditetapkan. Jadi di luar waktu kedaluwarsanya, suatu obat mungkin sudah tidak memenuhi syarat. Misalnya, kandungan zat aktifnya sudah berkurang. Kalau zat aktif sudah berkurang, maka kemungkinan besar si obat tidak akan memberikan efek yang maksimal dalam mengobati penyakit.

Waktu Boleh Digunakan

Sedangkan waktu boleh digunakan (masih menurut Farmakope Indonesia) adalah batas waktu dimana setelah tanggal tersebut sediaan racikan tidak boleh digunakan lagi. Sesuai definisinya, term ‘waktu boleh digunakan’ biasanya dipakai pada produk obat racikan baik yang diminum maupun yang tidak diminum. Misalnya, kapsul racikan yang terdiri dari campuran dua atau lebih obat.

Menemukan Tanggal Kedaluwarsa

Setiap sediaan obat pasti mencantumkan tanggal kedaluwarsa di kemasannya, biasanya ditandai dengan kalimat ‘Exp. Date’. Yang harus diperhatikan, kadang-kadang expired date hanya tertulis di salah satu sisi kemasan saja. Misalnya, satu strip obat berisi 4 tablet, tanggal kedaluwarsa hanya tertulis di kemasan tablet nomor 4. Sehingga kalau tablet itu sudah diminum, bisa jadi tanggal expired date-nya nggak terlihat lagi. Tips dari saya, Anda bisa tulis tanggal kedaluwarsa menggunakan spidol permanen di bagian lain dari kemasan. Sehingga Anda tetap bisa mengetahui tanggal kedaluwarsa obat tersebut.

Jika suatu obat sudah melewati tanggal kedaluwarsa ataupun waktu boleh digunakannya, tentunya Anda tidak dapat lagi menggunakannya. Selain khasiatnya yang sudah menurun, efek sampingnya bisa jadi meningkat. Nggak mau dong, susah-susah minum obat malah berujung pada masalah kesehatan yang lain?

Nah, itu dia 3 langkah dalam menyimpan obat secara baik dan benar. Gampang sekali kan untuk dipraktekkan? Tinggal simpan di suhu dan kondisi penyimpanan yang tepat, jangan dikeluarkan dari kemasan primernya, dan perhatikanlah tanggal kedaluwarsanya. Kualitas obat Anda akan terjaga, demikian pula khasiatnya.

Selamat mencoba!

Sumber: GueSehat 

Sumber Foto: OKEZONE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *