Regenerasi Pengurus Braille’iant Indonesia untuk Perubahan Sosial

Komunitas Braille’iant Indonesia melakukan regenerasi kepengurusan untuk kedua kalinya di gazebo Grhatama Pustaka, Jl Janti, Banguntapa Bantul Yogyakarta pada Sabtu pagi (4/2). Sebagai komunitas yang fokus terhadap isu-isu difabilitas, Veronica Christamia Junarmi berharap roda organisasi mampu berjalan terus dan memberikan perubahan sosial. “tidak hanya untuk individu saja, sebab braille’iant memang ditujukan untuk kepentingan sosial, mendrong kesetaraan pendidikan bagi kawan difabel dan lain-lain,” lanjut ketua Braille’iant Indonesia.

Komunitas Braille’iant Indonesia mulai serius pada 2012 dengan diawaki 10 anggota. Pada awalnya, Braille’iant hanya digawangi oleh tiga orang, Putri Hayu Austina, Yuhda Wahyu Pradhana, dan Veronica sendiri. Mereka bertiga merupakan pelopor berdirinya komunitas yang memiliki nama dari gabungan kata Braille dan Braille’iant, yang berarti cemerlang. Nama tersebut dilonttarkan Yuhda. “nama Braille’iant dimaknai bahwa, difabel netra sebagai bagian dari anggota dapat menjadi subyek dalam membawa perubahan bagi sosial,” kisah Veronica.

Berbeda dari tahun sebelumnya, regenerasi kali ini menargetkan 20 pengurus. Menurut Veronica, kesepakatan tersebut diambil mengingat banyaknya  program kerja di tahun ini dan semakin masivnya kegiatan Braille’iant untuk mendorong kesetaraan pendidikan bagi difabel netra. “Intinya makin banyak makin bagus. Kita berjejaring. Kerja bareng,”tambahnya.

Putri Santi salah satu mahasiswa pendaftar dari UGM mengaku keinginannya bergabung dengan komunitas Braille’iant karena kedekatannya dengan teman-teman difabel semasa SMP dan SMK. Selain itu, ia ingin mempelajari pola mengajar ataupun komunikasi dengan difabel netra. “Maka dari itu, saya berharap dapat diterima sebagai pengurus di komunitas Braille’iant,” harap mahasiswa semester empat.

Sumber: Solider

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *