Kota Toea Magelang: Komunitas Peduli Bangunan Tua di Magelang

Nama komunitas ini sejatinya cukup panjang, yaitu Komoenitas Petjinta dan Pelestari Bangoenan Toea di Magelang, yang kemudian diakronimkan menjadi Kota Toea Magelang, dan sering dipersingkat menjadi KTM. Sesuai namanya, Komunitas Kota Toea Magelang ini adalah sebuah komunitas yang berupaya untuk lebih menggali informasi tentang sejarah dan berusaha melestarikan berbagai peninggalan cagar budaya/heritage (tangible dan intangible) yang ada di Magelang dan sekitarnya.

Komunitas ini lahir pada Desember 2008 atas prakarsa 4 muda-mudi yang mempunyai ketertarikan yang sama terhadap bangunan tua yang banyak terdapat di Kota Magelang, yaitu Andri Topo, Bagus Priyana, Dona Do, dan Yudha.

Secara garis besar, aktivitas komunitas ini terbagi menjadi dua, yaitu offline dan online, untuk aktivitas offline, biasanya berupa kegiatan langsung yang diikuti oleh para anggota, sedangkan untuk aktivitas online, berupa diskusi di grup Facebook. Biasanya ada seorang member yang memposting foto jadul bangunan magelang, kemudian peserta lainnya berusaha menganalisis tentang bagunan tersebut, mulai dari lokasinya, fungsinya, pembuatnya, sampai fungsinya berubah jadi apa di masa sekarang.

Pada awalnya, jumlah anggota yang bergabung di komunitas ini hanya puluhan orang, itupun sebagian besar hanya kerabat dan teman dekat para founder-nya. Tapi seiring dengan makin banyaknya kegiatan yang diagendakan oleh komunitas ini, makin banyak pula member yang bergabung. Hingga saat artikel ditulis, sudah ada kebih dari 1700 anggota yantg bergabung di grup Facebook Kota Toea Magelang.

Anggota komunitas ini pun beragam, mulai dari pelajar, ahli sejarah, pengusaha, seniman, bahkan sampai pejabat Pemerintah Kota Magelang.

Sebagai komunitas yang peduli pada pelestarian bangunan-bangunan tua bersejarah di Magelang, maka kegiatan-kegiatan yang diagendakan oleh komunitas ini pun tak jauh-jauh dari kegiatan yang bersifat Historical, Salah satu agenda utama yang kerap digulirkan adalah event Penjelajahan Bangunan Tua baik bangunan peninggalan masa kerajaan seperti candi, sampai peninggalan zaman kolonial seperti benteng, saluran air, stasiun, dan lain sebagainya (peran Kota Magelang sebagai ibukota Karesidenan Kedu membuatnya memiliki peninggalan bangunan kolonial yang sangat banyak). Menurut Bagus Priyana selaku salah satu pendiri, Kegiatan penjelajahan ini punya konsep belajar sejarah sambil jalan-jalan. Dan setiap kegiatan penjelajahan, semua peserta akan diberikan poster yang menarik seputar bangunan yang baru saja dijelajahi, sehingga peserta bisa ingat dengan jelas tentang sejarah bangunan-bangunan yang baru saja dijelajahi.

Selain penjelajahan, kegiatan lain yang kerap diadakan oleh komunitas ini adalah pameran sejarah, rembug diskusi, jumpa kerabat Kota Toea, sampai acara bedah buku. Untuk acara-acara diskusi, Komunitas Kota Toea selalu berusaha menghadirkan narasumber yang kompeten, mulai dari ahli sejarah, pengamat sampai saksi hidup. Bahkan dalam event terbaru, yaitu bedah buku yang akan diselenggarakan tanggal 19 September 2013 mendatang, Komunitas Kota Toea sengaja menghadirkan narasumber penulis buku Olivier Johannes yang datang langsung dari Belanda.

Eksistensi Komunitas ini boleh dibilang sangat diakui, terbukti dalam setiap rapat DPRD Kota Magelang yang membahas tentang Tata Kota dan Bangunan, perwakilan dari Komunitas ini selalu diundang untuk ikut berdiskusi, terutama jika itu menyangkut Perumusan Peraturan Daerah.

Kesolidan dan kegigihan komunitas ini dalam upaya melestarikan bangunan-bangunan tua peninggalan dan cagar budaya membuat Komunitas ini tecatat sebagai salah satu komunitas heritage Indonesia versi i_discoverasia (http://www.i-discoverasia.com/?page_id=198).

Komunitas Kota Toea Magelang bisa dihubungi di Facebook facebook.com/groups/kotatoeamagelang atau blog kotatoeamagelang.wordpress.com.

Sumber: CITIZEN LIPUTAN 6

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *