Mengabadikan kota Gresik dalam sebuah film menjadi cita-cita Komunitas Gesik Movie (KGM).
Komunitas berdiri sejak 28 Oktober 2011 lalu ini telah membuat 27 film. Mulai film dokumenter, lingkungan, sejarah, dan pembangunan Kota Gresik.
Film-film dibuat di antaranya tentang keindahan alam di Pulau Bawean, kegiatan sejarah sepak bola di Kota Gresik.
Karya-karya film yang telah didiskusikan berjudul “Gresik Satu Juli, Ruwina, Tenda Boyan 2015, Ayo Dolen ke Gresik, dan Teman Lama”.
Semuanya merupakan film pendek berdurasi sekitar 45 menit. Selama hampir enam tahun ini, KGM telah membuat film 27 film pendek.
Karya film tersebut diputar bersama pelajar, karang taruna, dan masyarakat umum.
Selain menghibur juga memberikan pengetahuan tentang potensi Gresik.
Sebab setelah pemutaran film, pengunjung bisa memberikan masukan saran dan kritik dari pembuatan film tersebut.
Kami awalnya hanya beranggotakan tujuh orang kini menjadi 10 orang semuanya mempunyai peranan masing-masing.
Ada yang menjadi sutradara, pembuat naskah, bagian kamera, perlengkapan dan pengambil video.
Menjadi anggota KGM tidak harus memiliki kamera video dan handycamp tapi bisa mengambil peran dalam bidang lain untuk pembuatan sebuah film.
“Semua anggota saling melengkapi sampai terbentuk karya film,” kata Danang Ari (24), warga Desa Randuagung, Kecamatan Kebomas, Gresik, mantan ketua KGM, Jumat (10/3/2017).
Dari karya film-film pendek itu, KGM tidak pernah menjualnya.
Mereka mendapatkan dana dari menjual merchandise. Mulai dari membuat kaos berjudul filmnya dan donatur yang tidak mengikat.
Dalam membuat film tersebut tidak membutuhkan biaya mahal. Sebab terbentuk dari hobi.
Anggota yang mempunyai hobi pembuatan film pasti tetap gabung. Hanya sebagai kebanggan dan kesenangan bisa mendokumentasikan perkembangan Kota Gresik.
Selama ini, baru satu-satunya komunitas video yang ada di Kota Gresik.
“Sebuah kesadaran tentang banyaknya potensi-potensi kreatif di kota Gresik, Gresik Movie mencoba terus berkarya dan bereksplorasi dalam bidangnya,” kata alumnus Airlangga Broadcast Education Surabaya 2016.
Sumber: Surya Malang Tribunnews