Kampanye global Earth Hour Jogja sudah berjalan selama tujuh tahun. Selama perjalanan tersebut semakin banyak masyarakat yang menjadi bagian dari perubahan.
Earth Hour 2017 telah berlangsung pada Sabtu, 25 Maret 2017 dengan tradisi mematikan lampu selama 1 jam (20.30 – 21.30 waktu setempat) secara serentak di berbagai belahan dunia, sebagai simbolisasi dukungan untuk gerakan mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan tema “Shine A Light on Climate Action”, kampanye Earth Hour Jogja kembali mengajak masyarakat seluas-luasnya sebagai individu, bisnis dan korporasi maupun pemerintah untuk berpartisipasi melakukan aksi kecil yang dapat membawa perubahan besar bagi kebaikan bumi.
Tahun ini komunitas Earth Hour indonesia mengusung gerakan #SejutaAksi.
Yaitu sebuah gerakan nasional untuk mengajak individu mendaur ulang satu juta kaus bekas dan dialihfungsikan sebagai reuseable shopping bag dalam upaya mengurangi konsumsi kantong plastik yang penggunaanya berdampak negatif kepada lingkungan.
Apalagi Indonesia berada di peringkat kedua penyumbang sampah kantong plastik terbesar di lautan.
#SejutaAksi juga berkolaboraksi dengan WWF-Singapore dalam skema Earth Hour Buddies. Ini merupakan kolaborAksi Earth Hour pertama diantara jaringan WWF Internasional.
Kampanye Earth Hour Jogja didukung oleh pejabat pemerintah seperti gubernur, walikota, bupati Gunungkidul, bupati Kulonprogo,dan bupati Sleman.
Universitas yang mendukung adalah Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Sejumlah public figure juga turut mendukung yaitu Didik Nini Thowok, Tatjana Saphira, Rizky Nazar, Hivi, Bernard Batubara,dan Rondweasley.
Serta beberapa korporasi juga ikut mendukung dan lebih dari 35 titik di Jogja akan memadamkan lampu.
Sumber: Tribun News