Oemar Bakri Community; Sempurnakan Budaya Literasi Di Maros

Gerakan literasi semakin melaju di Kabupaten Maros. Selain gerakan gemar membaca, Oemar Bakri Community sebagai salah satu komunitas penggiat literasi Maros kini mulai gencar mengkampanyekan gerakan gemar menulis sebagai bagian dari budaya literasi yang pada akhirnya akan menciptakan karya.
Gerakan ini ditandai dengan pertemuan yang digelar kamis kemari (16/3/2017) di markas OBC di Jack Cafe, jalan Crysant, Kawasan PTB Maros.
Pertemuan yang menitik beratkan diskusi serta motivasi menulis ini menghadirkan pemateri dari kalangan penulis muda Maros, Wawan Mattaliu, Lory Hendradjaya dan Imam Dzulkufli.
Lory Hendradjaya yang juga Direktur Maros FM mengatakan sebenarnya menulis itu tidak sulit tetapi memulai menulis yang susah. Untuk itu, jika ingin menulis maka jangan dulu pelajari teori menulis karena dalam menulis dibutuhkan keberanian dan percaya diri, sehingga butuh keinginan besar dari dalam jiwa. Setelah kebiasaan menulis ini terpupuk dengan baik, maka dengan sendirinya penulis akan belajar secara tidak langsung teori menulis, apalagi setiap orang punya gaya bahasa tersendiri dalam menulis karyanya.
Sementara Penulis, Imam Dzulkfli yang baru saja melaunching buku Antologi Essai Facebook “Beranda” menceritakan berbagai suka duka serta motivasinya dalam menulis. Menurutnya hal paling penting yang harus dilakukan seseorang yang ingin menjadi penulis yakni harus banyak membaca kemudian mulai menulis hal yang sesuai minat atau sesuatu yang trend disekitar kita sehingga mudah mendapat inspirasi dan tulisan bisa mengalir dengan sendirinya.
Senada dengan Lory dan Imam, Wawan Mattaliu juga sangat sepakat dengan pernyataan jangan bermimpi menjadi penulis yang baik jika belum menjadi pembaca yang baik karena penulis yang baik tidak datang dari pembaca yang malas.
Wawan juga mengingatkan agar calon penulis harus lebih banyak membaca buku bukan hanya mengandalkan konten digital karena hasil penelitian mahasiswa Universitas Indonesia bahwa membaca lewat media berbaterai (gadget atau komputer) kemungkinan terekam dalam ingatan hanya 24%, tapi membaca lewat media cetak (hardcopy) maka otak bisa terekam sampai 74%.
Diakhir pertemuan, Ketua OBC, Badar mengatakan dari hasil diskusi ini maka ditargetkan ada kumpulan tulisan yang akan lahir sehingga bisa menyumbangkan karya tulisan tersebut untuk mengembangkan budaya Literasi di Kabupaten Maros.
Sumber: Maros FM
Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi komunita.id menerima tulisan berupa profil komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 2 paragraf. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *